
Shisha rokok Arab merupakan salah satu alat yang digunakan untuk menikmati tembakau. Meski tergolong baru di Indonesia, sebenarnya keberadaan shisha sudah ada sejak ratusan tahun yang lalu. Penasaran seperti apa ceritanya? Simak ulasan selengkapnya di artikel ini.
Masyarakat Indonesia mengenal shisha sebagai rokok Arab, tapi ada juga yang menyebutnya sebagai hokah. Hokah di negeri ini pertamanya hanya dikonsumsi oleh warga keturunan Timur Tengah, tapi lama-kelamaan juga digunakan oleh masyarakat dari berbagai kalangan.
Hokah terdiri dari tabung gelas kaca yang dipasangi selang. Jika selangnya dihisap, maka akan muncul gelembung air dalam tabung kaca. Asap yang dihasilkan shisha juga lebih banyak jika dibandingkan dengan sigaret konvensional.
Karena tidak secara langsung membakar tembakau, banyak yang percaya bahwa efek samping merokok shisha tidak akan separah mengonsumsi jenis sigaret lain, misalnya saja rokok putih dan kretek. Padahal anggapan itu sebenarnya sangat keliru.
Kenapa bisa begitu? Untuk mengetahui jawabannya, baiknya Anda menyimak ulasan lengkap tentang shisha si rokok Arab di bawah ini. Mulai dari sejarah, keberadaannya di berbagai negara, hingga dampak kesehatan yang ditimbulkan.
Asal Mula Munculnya Shisha Rokok Arab
Kata shisha sebenarnya berasal dari bahasa Persia شیشه atau shīshe yang berarti kaca. Hal itu merujuk pada bahan bagian tabung yang digunakan sebagai tempat merebus air rokok Arab ini.
Awal kemunculan shisha masih mengundang perdebatan di antara para ahli sejarah. Pasalnya, ada dua teori yang membicarakan asal-muasal rokok ini, yaitu India dan Persia. Penjelasannya dapat Anda simak berikut ini:
1. Ditemukan oleh Tabib India
Teori pertama mengatakan bahwa shisha pertama kali ada di India pada masa Kerajaan Mughal (1526–1857). Saat itu, seorang misionaris Katolik dari Roma baru mendarat di India dan memperkenalkan tembakau kepada masyarakat setempat.
Konsumsi tembakau kemudian menyebar dan akhirnya populer di kalangan bangsawan India. Abu’l-Fath Gilani, seorang tabib ternama di kalangan pengadilan, merasa khawatir dengan kondisi kesehatan para bangsawan setelah melihat fenomena itu.
Ia kemudian menciptakan cara untuk memurnikan asap dari tembakau. Alat yang digunakan terdiri dari batok kelapa dan pipa panjang dari kayu yang dinamakan sebagai hookah dalam bahasa Devanagari atau huqqa dalam istilah bahasa Hindustan. Ia merekomendasikan hookah kepada Raja Akbar yang memimpin Kerajaan Mughal saat itu.
Penggunaan hookah lama-kelamaan menjadi populer di kalangan para pejabat kerajaan. Kebiasaan merokok hookah kemudian dianggap sebagai salah satu tradisi kuno untuk menunjukkan kelas sosial tinggi di India.
2. Aslinya dari Persia
Teori kedua beranggapan bahwa hookah berasal dari Dinasti Safavid (1501–1736) yang ada di Persia atau sekarang dikenal sebagai Iran. Di negara ini, shisha disebut juga sebagai ḡalyān yang berarti gelas piala.
Mulanya, konsumsi tembakau dilarang di masa pemerintahan Safavid Shah ‘Abbas karena ketidaksukaannya pada produk ini. Namun, orang-orang tidak mengindahkan larangan itu dan tetap merokok ḡalyān.
Banyak yang menganggap bahwa Abu’l-Fath Gilani tidak menciptakan hookah dan hanya memperkenalkan budaya ḡalyān di India. Hal ini disebabkan karena Gilani sebenarnya berasal dari Provinsi Gilan yang terletak di Persia bagian utara, sebelum akhirnya ia bermigrasi ke India.
Jenis-Jenis Rokok Shisha
Berawal dari batok kelapa dan pipa kayu, desain dan perakitan bagian shisha menjadi semakin modern karena mengikuti zaman. Beberapa modifikasi juga dilakukan pada alat ini untuk mengakomodasi selera penggunanya, termasuk jumlah hose yang terpasang. Berikut ini jenis-jenis shisha berdasarkan jumlah hose-nya:
1. Single Hose
Single hose merupakan desain original dari shisha si rokok Arab. Jenis hokah yang masuk dalam kategori ini adalah gelas piala yang hanya memiliki selang tunggal.
Zaman dahulu, alat ini dibuat dan dirakit oleh pengrajin secara tradisional dengan menggunakan tangan. Sementara itu, di zaman modern perakitannya sudah menggunakan mesin dan bahan modern.
Umumnya, jenis single hose banyak digunakan oleh orang-orang yang ingin menikmati asap rokok shisha seorang diri. Mereka percaya bahwa asap rokok shisha yang dihasilkan single hose mempunyai rasa dengan kualitas paling tinggi.
Shisha single hose tersedia dalam berbagai model, mulai dari yang sederhana, standard dan terjangkau, hingga yang mewah dan mahal. Umumnya, panjang selang terdiri dari 11 inci atau 18 inci. Jadi, Anda dapat menyesuaikan sendiri sesuai selera dan kondisi dompet.
2. Multiple Hose
Multiple hose adalah jenis shisha yang mempunyai jumlah selang lebih dari satu. Biasanya, hokah dengan multiple hose yang sering dijumpai memiliki 2-4 selang setiap alat.
Penggunaan jenis ini diperuntukkan untuk orang-orang yang ingin menghirup hokah secara berkelompok. Maka dari itu, shisha dengan multiple hose banyak ditemukan di tempat yang berisi banyak orang, seperti acara pesta, restoran, kafe, dan lain sebagainya.
Keunggulan multiple hose dibandingkan single hose adalah jika dikonsumsi secara bergantian, waktu menunggu giliran untuk menghisap bisa dipersingkat. Sementara itu, minusnya ialah kualitas asap dari multiple hose diyakini tidak akan sebagus single hose.
Tips dan Cara Mengonsumsi Shisha
Cara menghisap shisha pada zaman modern tidak berbeda jauh dari yang dahulu. Bahan baku yang dipakai merupakan potongan daun tembakau yang telah dimarinasi dengan sirup molasses dan biasa disebut sebagai معسل atau mu’assel.
Mu’assel, atau dalam bahasa Arab berarti telah diberi pemanis, lalu ditaruh di dalam mangkok vortex yang kemudian ditutup rapat dengan kertas timah yang telah dilubangi. Di atasnya kemudian diletakkan arang yang telah dibakar secara merata. Selanjutnya, mangkok vortex dipasang di atas pipa yang tersambung dengan gelas piala.
Hose atau selang yang digunakan sebagai alat menghirup asap biasanya telah terpasang di bagian pipa penghubung. Sementara itu, air dalam gelas piala dapat Anda tambahkan es batu untuk mendapatkan sensasi dingin saat merokok.
Setelah tembakau dipanaskan beberapa menit dengan arang, Anda tinggal menghirup asapnya melalui hose. Durasi menghirup asap shisha lebih lama daripada sigaret pada umumnya. Jadi, pastikan Anda mempunyai waktu luang yang cukup supaya bisa menikmati hokah dengan tenang.
Konsumsi Shisha Rokok Arab di Berbagai Negara
Sumber: Wikimedia Commons
1. Pakistan
Awalnya, konsumsi shisha si rokok Arab atau huqqa di Pakistan lebih banyak ditemukan di daerah pedesaan. Namun, lama-kelamaan rokok shisha menjadi populer di kalangan bangsawan dan keberadaannya didokumentasikan pada abad ke-19.
Di zaman modern, banyak kafe dan restoran yang menawarkan rokok huqqa kepada para pengunjungnya. Selain itu, ada juga yang menaruh huqqa di rumah sebagai dekorasi ataupun untuk konsumsi sendiri.
Di kota besar seperti Karachi dan Lahore, kafe dan restoran menyewakan huqqa dengan biaya per jam. Namun, karena pihak restoran mulai menawarkan huqqa untuk pengunjung di bawah umur, pemerintah Pakistan akhirnya mulai melarang peredaran rokok ini pada tahun 2013.
2. Suriah
Di Suriah, shisha lebih dikenal dengan nama narghile. Kata narghile dalam bahasa Persia berasal dari نارگیل atau nargil, yang diambil dari bahasa Sanskerta नारिकेल atau narikela yang berarti kelapa. Narghile menjadi salah satu budaya penting di negara ini.
Meskipun begitu, kepopuleran narghile sempat berkurang dan hanya dikonsumsi oleh laki-laki tua. Namun, pada tahun 1990-an, rokok ini kembali naik daun dan banyak digemari oleh anak-anak muda.
3. Turki
Sama seperti Suriah, Turki juga mengenal shisha rokok Arab sebagai narghile. Budaya merokok narghile mulai populer pada zaman pemerintahan Murad IV (1623–1640). Konsumen rokok ini tidak terbatas pada kalangan laki-laki saja, melainkan juga mencakup golongan wanita.
Awalnya, narghile memiliki tampilan yang sederhana dengan desain yang polos. Pada abad ke-17, pengrajin di Turki mulai menambahkan ukiran buah dan bunga pada narghile untuk menambah nilai estetikanya. Saking modisnya, pada abad ke-19 sampai awal abad ke-20, foto bersama dengan narghile seakan menjadi sebuah keharusan bagi kalangan wanita elit.
Tembakau yang digunakan untuk narghile merupakan tembakau hitam yang diimpor dari Iran. Saat ingin dikonsumsi, tembakau ini akan dicuci beberapa kali karena aromanya cukup tajam. Sementara itu, untuk pembakarannya sendiri menggunakan arang dari kayu pohon oak.
4. Afrika Selatan
Sumber: Wikimedia Commons
Hokah di Afrika Selatan lebih dikenal sebagai hubbly hubbly atau okka pipe. Biasanya, rokok ini banyak dijumpai di daerah yang dihuni oleh orang-orang Cape Malay dan India.
Seiring berjalannya waktu, anak-anak muda di berbagai penjuru Afrika Selatan ikut tertarik untuk mengonsumsi okka pipe. Jumlah bar yang menawarkan rokok ini pun bertambah banyak. Konsumsi okka pipe biasa dilakukan untuk mengisi waktu luang bersama teman-teman.
5. Amerika Serikat
Pada tahun 1960-70, shisha rokok Arab menjadi salah satu alat terkenal untuk mengonsumsi tembakau di Amerika Serikat. Keberadaan alat ini di acara pesta atau sebuah perkumpulan sudah menjadi pemandangan yang biasa.
Hokah semakin naik pamornya setelah muncul ratusan kafe yang menyajikan alat ini sekitar tahun 2000–2004. Kafe-kafe ini kebanyakan berdiri di dekat kampus dan menargetkan konsumen dari kalangan anak muda.
Larangan merokok yang diterapkan di beberapa negara bagian Amerika Serikat sejak tahun 1995 mulai menjangkau area dalam ruangan. Hal ini tentunya memengaruhi keberadaan kafe dan restoran yang menyediakan shisha. Bahkan mulai Juli 2018, sudah ada 26 negara yang menerapkan larangan ini di semua ruang publik tertutup, termasuk Arizona, California, dan New York.
Sementara itu, 12 negara bagian seperti Nevada, Florida, dan Louisiana memberikan pengecualian untuk tempat-tempat tertentu. Salah satunya adalah bar yang mayoritas pengunjungnya adalah orang dewasa.
Shisha di Indonesia
Shisha si rokok Arab termasuk dalam kategori hasil pengolahan tembakau lainnya (HTPL) di undang-undang Indonesia. Maka dari itu, rokok ini dikenakan pita cukai sebagai salah satu hasil tembakau yang terkena pajak.
Rokok shisha banyak ditemukan di restoran yang mengangkat tema nuansa Arab. Selain itu, rokok ini juga sering disajikan untuk tamu di rumah-rumah yang penghuninya berasal dari Timur Tengah.
Dari awalnya hanya dikonsumsi oleh warga keturunan Timur Tengah, lama-kelamaan merokok shisha juga dilakukan oleh masyarakat umum. Alasannya, banyak yang percaya bahwa menghisap asap dari jenis sigaret ini lebih sehat daripada kretek.
Pertimbangan lainnya, rasa shisha dapat dimodifikasi sesuai dengan selera karena sangat bervariasi. Sebut saja rasa buah-buahan, seperti stroberi, apel, dan jeruk, atau rasa lainnya yang tidak kalah enak, yakni cokelat, cappuccino, mint, susu, dan masih banyak lagi.
Bahaya Shisha Rokok Arab bagi Kesehatan
Anda yang mengira shisha si rokok Arab lebih sehat daripada sigaret kretek khas Indonesia mungkin akan sedih mengetahui bahwa anggapan ini sebenarnya keliru. Ya, tembakau yang digunakan sebagai bahan baku rokok ini tetap saja mengandung zat berbahaya seperti tar, nikotin, dan karbon monoksida.
Selain itu, rentang waktu merokok shisha yang lebih lama daripada saat menghisap sigaret kretek juga menyebabkan kandungan nikotin dan zat karsinogen yang masuk ke dalam paru-paru semakin tinggi. Sebagai tambahan, asap shisha diperkirakan mengandung tar 36 kali lebih tinggi dari sigaret konvensional.
Oleh karena itu, risiko kesehatan akibat mengonsumsi shisha bisa dikatakan lebih tinggi daripada perokok sigaret konvensional. Beberapa penyakit yang muncul di antaranya adalah kanker mulut, kanker paru-paru, kanker esofagus, penyakit jantung, dan penyakit periodontal.
Apakah Anda Tertarik untuk Mencoba Shisha si Rokok Arab?
Demikian penjelasan mengenai shisha si rokok arab yang dapat kami rangkum. Apakah uraian di atas menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam benak Anda tentang rokok ini?
Jika tertarik untuk mencoba shisha, sebaiknya tentukan dulu preferensi dan sesuaikan dengan bujet Anda serta pertimbangkan risikonya. Kalau tidak mau repot, mungkin Anda bisa mengunjungi kafe atau restoran Timur Tengah yang menyajikan shisha.
Selain artikel ini, masih banyak artikel lainnya seputar dunia rokok di Tobakonis. Sebut saja beragam artikel bermanfaat seperti perusahaan produsen sigaret terbesar di Indonesia, jenis-jenis rokok, dan kandungan zat pada lintingan tembakau.