
Marlboro merupakan merek sigaret paling laris di pasar rokok dunia sejak tahun 1972. Menurut press release di Philip Morris International, produk ini telah terjual lebih dari 290 juta pack di seluruh dunia pada 2018. Mayoritas jenis rokok Marlboro adalah sigaret putih, tapi pada 2016 mereka juga meluncurkan sigaret kretek filter.
Philip Morris International merupakan perusahaan rokok terbesar di dunia berdasar angka penjualan produknya. Di antara produk-produknya, Marlboro merupakan merek yang paling laris di pasaran. Mayoritas rokok Marlboro merupakan jenis sigaret putih filter.
Philip Morris menuliskan bahwa merek sigaret ini telah tersedia kira-kira di 180 negara. Di Indonesia, produk-produk Philip Morris dipasarkan lewat salah satu perusahaan sigaret terbesar, PT HM Sampoerna. Hal ini disebabkan oleh akusisi yang dilakukan Philip Morris pada tahun 2006.
Tidak hanya Sampoerna, perusahaan asal Amerika Serikat ini juga mengakusisi perusahaan sigaret di negara lain. Misalnya Fortune Tobacco Company di Filipina, Benson & Hedges di Kanada, Tabaqueira di Portugal, dan Delicados di Mexico. Hingga 2019, ada empat puluh lima pabrik dan perusahaan yang tergabung dalam Philip Morris International, beberapa di antaranya merupakan hasil akuisisi.
Perluasan perusahaan ke berbagai negara bukan hanya berimbas pada murahnya harga di sebuah negara tapi juga variasi produk. Sebab, selera perokok di suatu daerah mungkin berbeda dengan daerah lain.
Penasaran dengan jenis dan varian rokok apa saja yang dikeluarkan Marlboro di Indonesia? Simak terus artikel ini. Tidak hanya dibahas ragam variannya, ada juga sejarah dan fakta menarik mengenai merek rokok ini.
Sejarah Rokok Marlboro dan Masuknya ke Indonesia
Sumber: Philip Morris International
1. Sejarah Marlboro
Sebelum membahas sejarah mereknya, mari kita ulas sejenak perusahaannya. Philip Morris merupakan seorang pedagang tembakau yang membuka tokonya di Bond Street, London pada 1847. Tidak seperti tobakonis lain pada saat itu yang menjual tembakau cacah, jenis sigaret yang ia jual adalah rokok linting tangan.
Pada tahun 1881, Leopold, anak Philip yang telah mengambil alih bisnis tembakau ini menjalin kerja sama dengan Joseph Grunebaum. Mereka menjual sigaret putih filter dengan merek Marlborough sebagai rokok untuk wanita. Sayangnya, kerjasama itu hanya bertahan selama empat tahun.
Perusahaan ini kemudian diambil alih oleh William Curtis Thomson dan keluarganya pada 1894. Mereka mulai memasarkan sigaret putih filter di Amerika Serikat dengan nama Marlboro pada 1902. Meski sudah dipasarkan sejak 1902, nama merek tersebut baru resmi terdaftar pada 1908.
Jenis rokok yang dijual dengan merek Marlboro adalah sigaret putih filter. Sama seperti saat masih dipimpin Leopold, target merek ini adalah pasar perokok wanita. Slogan dan gimmick yang digunakan pun cenderung mendorong para wanita untuk merokok.
Pada 1950-an terbit penelitian yang mengungkap risiko kanker paru-paru dengan merokok. Philip Morris International (PMI) pun melakukan rebranding, Marlboro dipromosikan sebagai sigaret untuk para laki-laki. Mereka mempromosikan bahaya kanker paru-paru untuk para laki-laki agar pindah ke rokok filter yang lebih aman.
Upaya itu tidak mudah, pasalnya jenis rokok filter seperti Marlboro dianggap kurang maskulin pada saat itu. Merek ini lalu menggunakan cara promosi dengan film koboi dan poster-poster yang maskulin. Mereka bahkan membuat tokoh buatannya tambil di film dengan menggunakan aktor dan model pria dari 1954 hingga 1999.
Lama-kelamaan usaha Marlboro pun berbuah, image rokok filter sebagai jenis rokok untuk wanita pun berganti menjadi sigaret untuk pria. Sejak tahun 1972 hingga 2019, Marlboro sukses membawa Philip Morris merajai penjualan rokok di dunia. Hingga 2018, Philip Morris International berhasil menguasai 19% pangsa pasar dunia.
Pada 2017, Marlboro menguasai 40% pasar sigaret di Amerika Serikat. Jumlah ini masih lebih besar dibanding penjualan peringkat dua hingga delapan jika digabung menjadi satu.
2. Masuknya Marlboro di Pasar Indonesia
PMI mulai aktif melakukan akusisi perusahaan dan mulai melakukan ekspor produk mulai sejak tahun 1950-an. Untuk pasar Indonesia sendiri, produk andalan PMI ini diperkirakan sudah masuk sejak tahun 80-an.
Sayangnya, karena merupakan sigaret putih, tarikannya jauh lebih enteng dibanding kretek, tidak cocok dengan selera masyarakat Indonesia. Selain itu, harganya pun tergolong mahal jika dibandingkan dengan merek-merek lokal.
Kemudian pada 2006, Philip Morris International sukses menguasai saham PT Sampoerna dari Rajawali Corpora. Produksi dan pengemasan produknya kemudian dilakukan di Indonesia sehingga mampu bersaing di pasar sigaret Indonesia.
Jenis dan Varian Rokok Marlboro
1. Marlboro Red
Sumber: WIkimedia Commons
Marlboro Red atau original, merupakan produk andalan dari Philip Morris International. Seperti yang sudah dijelaskan di atas, produk ini mulai dipasarkan pada tahun 1902 sebagai sigaret untuk wanita.
Marlboro Red merupakan rokok jenis sigaret putih filter, karena itu tidak ada tambahan cengkih seperti kretek. Selain itu, varian ini juga menggunakan tembakau recon. Recon maksudnya adalah debu-debu tembakau yang ditempelkan pada kertas lalu dicacah dan dilinting.
Karena itu kadar nikotin dan tar yang tertera pada bungkusnya tergolong rendah, hanya 1 mg nikotin dengan 13 mg tar dalam satu batang rokoknya. Selain menyebabkan rendahnya nikotin, tembakau recon membuat aroma rokoknya sangat kuat, memberi throat hit, dan cenderung pedas.
2. Marlboro Gold
Sumber: WIkimedia Commons
Jenis dan varian rokok yang berikutnya dibahas adalah Marlboro Gold. Awalnya merek ini dipasarkan dengan imbuhan nama Light saja, tapi karena aturan di beberapa negara yang melarang penggunaan kategori light dan ultra light, namanya pun diganti pada 2009.
Varian ini masih menggunakan tembakau recon dan merupakan sigaret putih, sama-seperti Red. Bedanya adalah filternya lebih rapat dan panjang dibanding versi originalnya. Karena itu, sensasi yang terasa saat menghirup asapnya lebih halus tapi tetap memberi throat hit dan pedas.
Kadar nikotin dan tar merek yang satu ini sedikit lebih rendah dari originalnya. Hanya 0,9 nikotin dan 1 mg tar dalam satu batang rokoknya. Meski lebih halus, Anda masih bisa mencium aroma khas Marlboro yang pahit.
3. Marlboro Ice Burst
Sumber: Instagram – alexandria_deddy
Ice Burst merupakan varian jenis rokok menthol yang dipasarkan Marlboro pada Februari 2018. Varian ini kerap mengalami inovasi, setidaknya Philip Morris International pernah tiga kali merilis ulang varian menthol.
Varian menthol pertama yaitu Marlboro Light Menthol yang rilis pada 1960-an. Kemudian muncul Black Menthol pada tahun 2006, light menthol pun perlahan dihentikan produksinya. Black menthol bertahan hingga tahun 2013 sebelum kemudian diganti dengan Ice Blast. Pada 2017, Ice Burst muncul sebagai pengganti Marlboro Black Ice Blast.
Berbeda dengan varian sebelumnya yang hanya memberi rasa menthol pada filter, Ice Burst dilengkapi dengan kapsul rasa mint. Jadi Anda bisa memecahkan kapsul tersebut saat ingin sensasi yang lebih dingin. Jenis tembakau yang digunakan pada varian ini sama seperti Red dan Gold, tapi aroma tembakaunya tidak terlalu kuat karena menthol.
Kadar nikotin dan tar pada Ice Burst hanya 0,6 mg dan 8 mg. Nikotin yang lebih rendah dari Gold disebabkan oleh adanya kapsul rasa yang membuat filternya lebih panjang dan tembakau lebih sedikit.
4. Marlboro Filter Black
Sumber: Instagram – muslih_inst
Marlboro Filter Black merupakan varian rokok dengan jenis kretek yang diluncurkan pada tahun 2016. Berbeda dengan tiga produk sebelumnya, Filter Black tidak menggunakan tembakau recon. Selain itu panjang filternya cenderung pendek dengan bentuk hollow (lubang pada filter).
Cita rasa yang dihasilkan FIlter Black cenderung manis karena ada campuran cengkih. Anda juga masih bisa merasakan throat hit seperti pada varian-varian lain, hanya saja rasa pedasnya sudah tidak lagi terasa kuat.
Seperti kebanyakan jenis rokok kretek, Filter Black memiliki kadar nikotin dan tar yang cukup tinggi. Dalam sebatang Filter Black terdapat 1,9 mg nikotin dan 28 mg tar.
Rokok ini pertama kali dipasarkan di kalangan perokok Indonesia. Hingga 2019, Marlboro Filter Black sudah dapat ditemui di beberapa negara di Asia Tenggara lain seperti Malaysia dan Singapura.
Fakta Menarik tentang Marlboro
Sumber: Imdb
1. Asal Nama Merek
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, merek ini awalnya dipasarkan dengan nama Marlborough. Ternyata, nama tersebut diambil dari daerah di Inggris tempat pabrik pertama Philip Morris berada.
Seiring berkembangnya perusahaan, Marlborough pun mulai dipasarkan di luar Inggris. Karena sulit ditulis oleh orang-orang di luar Inggris, nama tersebut ditinggalkan dan diubah sesuai dengan pelafalannya.
2. The Cowboy Killer
Salah satu upaya rebranding Philip Morris yang paling ampuh adalah dengan menciptakan tokoh Marlboro Man. Seorang lelaki gagah yang identik dengan dandanan koboi dan kegemarannya berkuda.
Tidak hanya promosi lewat iklan cetak, tokoh koboi ini juga dipromosikan lewat film. Upaya ini cukup sukses, konon penjualan Marlboro langsung melonjak hingga 300% dalam dua tahun sejak tokoh tersebut diluncurkan pada 1954.
Sayangnya, hal tersebut membuat rokok ini mendapat julukan The Cowboy Killer. Pasalnya, empat orang Marlboro Man, Wayne McLaren, David McLean, Darren Winfield, dan Eric Lawson meninggal karena penyakit yang disebabkan oleh kebiasaan merokok.
3. Kemasan Flip Top Pertama
Sumber: Wikimedia Commons
Pada tahun 1924, Philip Morris menjadi perusahaan sigaret yang memperkenalkan kemasan flip top. Flip top memiliki beberapa kelebihan yaitu mampu menjaga bentuk sigaret agar tetap rapi dan menjaga aromanya. Selain itu, konsumen juga lebih mudah mengambil sigaret tanpa harus mengoyak kemasan.
Lama kelamaan, flip top menjadi kemasan standar produk rokok di seluruh dunia. Di Indonesia sendiri, hanya Dji Sam Soe versi original, Sampoerna Hijau, Halim, dan beberapa merek lokal lain yang bertahan dengan kemasan karton lama.
4. Menjual Nama Merek
Pada tahun 1932, Phillip Morris International sempat menjual nama Marlboro ke perusahaan Imperial Tobacco Canada. Sehingga Imperial Tobacco Canada diperbolehkan menjual sigaret dengan nama merek tersebut di Kanada.
Kemudian, setelah rebranding berhasil pada 1950, PMI mencoba untuk memperluas pemasaran Marlboro ke Kanada. Phillip Morris pun melakukan beragam upaya untuk mengambil kembali hak nama tersebut, sayangnya segala upayanya gagal.
Tapi Philip Morris berhasil mempertahankan identitas kemasan buatan mereka yang digunakan setelah penjualan pada 1932. Mereka pun akhirnya tetap menjual jenis rokok putih Marlboro dengan ciri kemasan yang sama tapi dengan nama Maverick.
Produk Lain dari Philip Morris International
1. L&M
Sumber: Wikimedia Commons
Ligget & Myers atau L&M adalah merek rokok yang populer di Eropa, Amerika, Australia, dan Asia Tengah. Merek ini menggunakan tembakau dengan kualitas yang lebih tinggi dari produk utama PMI. L&M pertama kali dipasarkan pada 1953 di bawah Ligget Group kemudian dibeli Philip Morris pada 1999. Merek ini merupakan sigaret dengan penjualan terbesar keempat pada tahun 2018 setelah Marlboro, Newport, dan Camel.
2. Chesterfield
Chesterfield merupakan sigaret yang dipasarkan di Eropa dan Amerika Serikat. Produk ini pertama kali diperkenalkan pada tahun 1896 oleh Ligget Group. Sama seperti L&M, merek ini dibeli oleh Philip Morris pada 1999. Chesterfield masih diproduksi hingga 2019 di bawah Altria, sebuah grup yang menaungi Philip Morris USA.
3. Philip Morris
Merupakan produk sigaret dari PMI yang dipasarkan di Amerika Serikat sejak 1953. Philip Morris pertama kali diperkenalkan sebagai sigaret putih tanpa filter dengan ukuran king size. Tapi lama kelamaan produk non filternya berhenti diproduksi, mereka lalu beralih menjadi produsen sigaret putih filter. Meski jenis rokok merek ini sama dengan Marlboro, kualitas tembakau yang digunakan lebih rendah.
4. Parliament
Sumber: Wikimedia Commons
Parliament merupakan merek sigaret filter yang pertama kali dipasarkan pada 1931 oleh perusahaan asal Israel. Sebelum perusahaannya diakusisi oleh PMI, Parliament terkenal sebagai rokok dengan filter hollow. Mereka mengklaim bahwa dengan filter hollow, tar dan zat-zat racun lain tidak secara langsung menyentuh bibir perokok. Parliament dapat ditemukan di beberapa negara Eropa Timur, Eropa Selatan, Asia tengah, dan Asia Timur.
5. Bond Street
Sama seperti Chesterfield, sigaret filter merek ini dipasarkan di bawah Altria. Merek ini awalnya memiliki nama Old Bond Street dan dipasarkan pada tahun 1902 oleh Philip Morris. Seperti Marlboro, Bond Street mendapat nama sesuai dengan tempatnya dibuat. Rokok ini diedarkan di beberapa negara di Amerika Selatan dan Australia. Pada 2012 Bond Street digugat karena menyalahi aturan kemasan sigaret di Australia.
Semoga Wawasan Anda tentang Jenis Rokok Marlboro Bertambah
Demikian penjelasan singkat tentang sejarah, jenis rokok, varian, dan fakta menarik tentang Marlboro. Semoga tidak hanya menghibur, tapi juga dapat memperkaya wawasan Anda tentang produk ini.
Jika Anda ingin tahu info tentang produk sigaret yang beredar di Indonesia, jangan lupa kunjungi artikel Tobakonis yang lain. Mulai dari info tentang produk sigaret perusahaan dalam negeri hingga impor dapat Anda temukan di sini.