
Dunhill merupakan salah satu merek rokok atau sigaret impor yang banyak dijual di Indonesia. Namun, tahukah Anda kalau merek sigaret ternama ini hampir dicabut dari peredaran? Kalau belum, langsung saja simak ulasan sejarah dan jenis-jenis rokok Dunhill di artikel ini.
Meski tergolong dalam kategori sigaret impor, rokok Dunhill mudah ditemukan di pasaran. Terdapat banyak varian dan jenis rokok Dunhill yang tersedia di supermarket untuk mengakomodasi selera konsumen Indonesia.
Pada tahun 2004, merek rokok ini hampir dicabut peredarannya di Indonesia. Alasannya, pemasaran sigaret ini dirasa kurang berhasil pada saat itu dan tidak dapat bersaing dengan produk lintingan tembakau lainnya.
Namun, setelah adanya kenaikan penjualan pada tahun-tahun berikutnya, Dunhill akhirnya masih dipertahankan. Bahkan, merek ini menjadi salah satu yang terlaris dalam kategori rokok putih.
Lalu, apa saja jenis-jenis rokok Dunhill yang beredar di Indonesia? Anda dapat langsung menyimak informasi lengkap beserta sejarah dan produsen awal produknya di bawah ini.
Sejarah dan Masuknya Rokok Dunhill di Indonesia
Sumber: Instagram – adihaiqal
Produk Dunhill pertama kali dirintis oleh seorang penjual tembakau dan inventor berkebangsaan Inggris, Alfred Dunhill. Alfred awalnya membuka toko yang menjual tembakau racikan khusus untuk masing-masing pembelinya pada tahun 1907.
Dari meracik tembakau, Alfred merambah bisnis produksi rokok. Ia adalah orang pertama yang menambahkan filter dari kapas pada sigaret. Sigaret filter produksi Alfred mulanya dikenal sebagai Absorbal yang kemudian berubah menjadi Dunhill.
Merek Dunhill pertama diperkenalkan oleh Phillip Morris USA di Amerika Serikat pada tahun 1939. Lalu, perusahaan ini merilis merek Dunhill International pada tahun 1962 untuk dipasarkan di Negara Paman Sam.
Sementara itu, peredaran Dunhill di negara Inggris di bawah kendali perusahaan British American Tobacco (BAT). Karena tergolong dalam sigaret premium, produk ini dijual dengan harga di atas rata-rata dibandingkan merek rokok biasa.
Rokok dari merek Dunhill terdiri dari berbagai jenis, ada yang termasuk dalam Sigaret Kretek Mesin (SKM) reguler dan mild, ada juga yang masuk dalam kategori Sigaret Putih Mesin (SPM). Di Indonesia, produksi sigaret ini dilakukan oleh PT Bentoel Investama yang merupakan anak perusahaan BAT.
Jenis-Jenis dan Varian Rokok Dunhill
1. Dunhill International Merah
Sumber: Instagram – penikmat___tembakau
Dunhill International Merah yang merupakan salah satu jenis rokok Dunhill yang beredar di Indonesia. SPM yang dirilis pada tahun akhir tahun 2018 ini mengunggulkan fitur Tasteloc dan Advanced Flow Filter.
Tasteloc adalah fitur andalan dari Dunhill yang memiliki fungsi untuk menjaga cita rasa rokok tetap berkualitas sampai di tangan pembeli. Sementara itu, Advanced Flow Filter merupakan nama dari inovasi dua lapis filter acetate yang ada dalam sigaret ini.
Dunhill International Merah memiliki rasa tembakau yang kaya dengan sensasi aromatik yang cukup terasa. Advanced Flow Filter yang ada dalam sigaret ini juga menunjukkan performanya dengan perubahan warna dari putih menjadi kuning kecoklatan setelah asap sigaretnya dihisap.
2. Dunhill International Fine Cut Light
Sumber: Instagram – hajazachary
Dunhill merilis jenis-jenis rokok fine cut di Indonesia pada tahun 2014. Salah satunya adalah Fine Cut Lights yang memiliki ciri khas kemasan warna biru.
Seperti namanya, Fine Cut Lights Biru merupakan SPM yang bahan baku tembakaunya dirajang dengan teknik memotong halus. Sementara itu, kata lights menunjukkan bahwa asap yang dihirup dari sigaret ini akan terasa lebih enteng dari produk-produk rokok lainnya.
Fine Cut Lights Biru memiliki rasa spicy yang tidak begitu kuat, tetapi masih dengan taste tembakau yang dominan. Selain itu, ada juga sensasi manis yang kadarnya lebih rendah daripada tipe Full Flavor.
3. Dunhill Fine Cut Menthol
Sumber: Instagram – jimmy.charlie980091
Dunhill Fine Cut Menthol termasuk dalam jenis SPM yang dirilis pada tahun 2014. Pengolahan tembakau yang menggunakan teknik potong berbeda menjadi inspirasi nama jenis rokok Dunhill satu ini.
Pasar SPM Menthol yang meningkat mendorong Dunhill merilis varian ini. Warna hijau dipilih oleh PT Bentoel Investama karena sering diasosiasikan dengan menthol. Penambahan menthol ini memberikan rasa segar ketika asap rokoknya dihisap.
4. Dunhill Fine Cut Mild Ultra
Sumber: Instagram – galery_rokok
Berbeda dengan varian Fine Cut lainnya, Dunhill Mild Ultra termasuk dalam kategori SKM. Meskipun berupa kretek, jenis rokok Dunhill yang dirilis pada tahun 2018 ini ditargetkan untuk pasar sigaret low tar low nicotine (LTLN).
Ukuran batang sigaret Mild Ultra lebih kecil dan lebih pendek daripada rokok biasanya. Selain itu, merek ini dibuat dengan proses Reduced Smell Technology yang mampu mengurangi aroma tidak sedap dari asap rokoknya.
Sigaret ini memiliki cita rasa khas buah-buahan dengan tambahan flavor cocoa yang dominan. Meskipun begitu, intensitas rasa yang diberikan sigaret ini masih terbilang ringan dan lembut.
Fakta Menarik tentang Rokok Dunhill
1. Mendapatkan Royal Warrant Selama Hampir 70 Tahun
Royal warrant adalah sertifikat prestisius yang dikeluarkan oleh kerajaan Inggris. Sertifikat ini berlaku selama lima tahun dan pengajuan perpanjangannya dilakukan setahun sebelum kontraknya berakhir.
Merek Dunhill pernah mendapatkan royal warrant untuk memenuhi kebutuhan tembakau di kalangan bangsawan Inggris pada tahun 1927. Sertifikat ini kemudian terus diperpanjang sampai akhirnya berakhir pada tahun 1995.
2. Peredarannya di Indonesia Hampir Dicabut
Sebelum ditangani oleh PT Bentoel Investama, Dunhill dulunya diproduksi oleh PT BAT Indonesia. Perusahaan ini sempat berniat untuk menarik peredaran merek ini pada tahun 2004 karena promosinya dianggap tidak berhasil.
Namun, karena pada tahun-tahun berikutnya produk ini mengalami peningkatan penjualan, pencabutan pun tidak jadi dilakukan. Bersama dengan produk yang termasuk dalam Global Drive Brand (GDB), seperti Pall Mall dan Lucky Strike, merek ini kemudian menjadi produk unggulan dari PT BAT Indonesia.
3. Raja Iklan Sigaret Tahun 2016
Biaya iklan Dunhill di Indonesia menghabiskan 420,4 miliar rupiah pada awal tahun 2016. Harga itu belum termasuk diskon ataupun promosi lainnya yang dilakukan BAT.
Dunhill menempati posisi pertama dengan biaya iklan terbesar pada kuartal I 2016. Sementara itu, posisi kedua diduduki oleh Indomie dengan 272,1 miliar rupiah dan yang ketiga adalah Djarum Super Mild dengan 200,2 miliar rupiah.
Produk-Produk Lain dari British American Tobacco
1. Lucky Strike
Sumber: Instagram – cigarettes.sg
Lucky Strike pertama kali dirilis oleh R.A. Patterson pada tahun 1871. Mulanya, R.A. Patterson menjual merek ini sebagai tembakau kunyah. Namun, setelah perusahaan ini dibeli American Tobacco Company (ATC) pada tahun 1905, Lucky Strike berkembang menjadi rokok linting seperti Dunhill.
Pemasaran rokok Lucky Strike menggunakan slogan “It’s Toasted” pada tahun 1917. Jargon ini menunjukkan keunggulan kualitas tembakaunya yang dipanggang, bukan dijemur di bawah sinar matahari.
Awalnya ditargetkan untuk kalangan wanita pada tahun 1920-an, Lucky Strike kemudian merambah golongan para pria pada tahun 1930-an. Promosi yang dilakukan juga lebih menegaskan kualitas tembakau terbaik akan menciptakan sigaret dengan rasa yang lebih baik.
Pemasaran Lucky Strike di luar negeri diambil alih oleh British American Tobacco (BAT) setelah membeli ATC pada tahun 1976. Sementara itu, produksi dan distribusi Lucky Strike di Amerika Serikat dikendalikan oleh Brown & Williamson pada tahun 1978 sebelum akhirnya perusahaan ini bergabung dengan R.J. Reynolds pada tahun 2004.
2. Pall Mall
Sumber: Wikimedia Commons
Jenis rokok premium lainnya seperti Dunhill adalah Pall Mall yang pernah menjadi merek sigaret paling laris di Amerika Serikat pada tahun 1960. Produk yang inspirasi namanya berasal dari nama jalan di London ini merupakan inovasi dari Black Butler Company dari Inggris sebelum akhirnya dibeli American Tobacco pada tahun 1907.
Produk Pall Mall populer karena memperkenalkan jenis sigaret ukuran panjang dengan rasa mild. Pada tahun 1994, Pall Mall dan Lucky Strike dibeli oleh Brown & Williamson yang kemudian me-rebrand Pall Mall dengan meluncurkan beragam varian sigaret filter pada tahun 2001.
Produksi dan pemasaran Pall Mall di Amerika Serikat kemudian beralih ke R.J. Reynolds setelah Brown & Williamson bergabung dengan perusahaan ini pada tahun 2004. Sementara itu, peredaran Pall Mall di luar Amerika Serikat ditangani oleh British American Tobacco (BAT) dan menjadi salah satu merek populer dari perusahaan ini.
3. Kent
Sumber: Wikimedia Commons
Kent adalah merek sigaret yang pertama kali diproduksi oleh the Lorillard Tobacco Company pada tahun 1952 di Amerika Serikat. Kata kent diambil dari pimpinan perusahan Lorillard Tobacco Company saat itu, Herbert Kent.
Kent merupakan salah satu sigaret pertama yang dipromosikan sebagai rokok berfilter. Penjualan merek ini meningkat tajam setelah dirilisnya sebuah penelitian pada tahun 1952 yang menyatakan banyaknya penyakit berbahaya yang ditimbulkan oleh kandungan zat dari sigaret non filter.
Namun, penggunaan filter micronite dalam rokok Kent ternyata menjadi penyebab utama munculnya kanker mesothelioma. Setelah menerima banyak tuntutan dari konsumennya, Kent kemudian mengganti micronite dengan asetat selulosa sebagai bahan filter sigaretnya pada pertengahan tahun 1956.
Pada tahun 1970-an, merek Kent dibeli oleh British American Tobacco (BAT) untuk pemasaran di luar Amerika Serikat. Sementara itu, R.J. Reynolds Tobacco Company membeli Lorillard Tobacco Company dengan harga 27,4 miliar dolar pada bulan Juni 2014. Pembelian ini otomatis membuat merek Kent menjadi milik properti R.J. Reynolds di Amerika Serikat.
4. Rothmans
Sumber: Wikimedia Commons
Rothmans merupakan produk sigaret premium yang diproduksi pertama kali oleh Louis Rothman pada tahun 1890. Sigaret ini diproduksi dari hasil lintingan tangan Louis sendiri dan dijual di toko kecilnya di Fleet Street.
Fleet Street di London saat itu dikenal sebagai jalan di mana banyak penerbit dan editor majalah dan surat kabar tinggal. Lama-kelamaan, Rothmans tidak hanya populer di kalangan para jurnalis, tetapi juga golongan para bangsawan.
Kesuksesan penjualan Rothmans akhirnya mendorong Louis untuk membuka toko cabang di Jalan Pall Mall. Ia juga mulai mengekspor produk sigaretnya pada tahun 1902 ke Belanda, India, Australia, dan negara-negara di Amerika Selatan.
Pernah menjadi penyuplai rokok kerajaan Inggris, Spanyol, dan tentara Inggris ketika perang dunia, penjualan Rothmans sempat mengalami penurunan. Namun, merek sigaret Rothmans tetap menjadi yang terbesar di dunia pada tahun 1970-an. British American Tobacco (BAT) kemudian mengakuisisi Rothmans International pada tahun 1999.
5. Vogue
Sumber: Instagram – cigarettes.sg
Vogue identik sebagai merek rokok mewah untuk kalangan wanita. Produk ini muncul di pasar olahan tembakau pada tahun 1950-an. Pemasaran Vogue baik di negara Inggris maupun luar negeri ditangani oleh British American Tobacco (BAT).
Produk Vogue terdiri dari beragam varian, yaitu reguler, menthol, dan lights. Sigaret ini di pasaran tersedia dalam ukuran king size dan super slim, atau sekitar 100 mm dan lebih ramping daripada ukuran rokok standard.
Karena ditargetkan untuk kalangan wanita, kemasan sigaret Vogue sering diganti demi mengikuti tren. Desainnya yang fashionable dan elegan juga diyakini dapat menaikkan rasa percaya diri wanita yang mengonsumsinya.
Apakah Anda Tertarik untuk Mencoba Rokok Dunhill?
Demikian ulasan mengenai sejarah, jenis-jenis rokok Dunhill, dan beragam produk sigaret yang dimiliki oleh British American Tobacco. Semoga penjelasan di atas dapat membantu dalam memutuskan varian mana yang sekiranya cocok dengan Anda jika ingin mencoba Dunhill.
Selain jenis-jenis rokok Dunhill, masih banyak artikel-artikel seputar jenis sigaret lainnya yang dapat Anda temukan di Tobakonis. Beberapa di antaranya adalah manfaat tembakau, merek sigaret luar negeri di Indonesia, dan shisha si rokok Arab. Selamat membaca!