
Camel merupakan produk sigaret putih yang pertama kali dipasarkan oleh R.J. Reynolds Tobacco pada 1913. Mayoritas produk-produknya berjenis sigaret putih mesin filter. Di Indonesia, rokok Camel sendiri memiliki banyak varian, dari yang dari original, kapsul rasa, hingga kretek filter.
Camel merupakan salah satu merek rokok putih mesin keluaran Japan Tobacco International (JTI) yang ada di Indonesia. Menurut data Tobacco Free Kids tahun 2017, Camel merupakan merek terlaris ketiga dan menguasai 8% pangsa pasar rokok di dunia setelah Marlboro dan Newport.
Produk utama Camel awalnya merupakan sigaret putih tanpa filter, tapi seiring perkembangan zaman, rokok jenis tersebut digantikan oleh sigaret putih filter. Mereka juga melakukan beragam inovasi, dari membuat varian menthol, menambahkan kapsul rasa buah, hingga membuat varian kretek atau clove cigarette.
Hingga 2019, Japan Tobacco International telah beroperasi dan menjual produk di 130 negara. Pasar terbesarnya merupakan negara-negara Eropa Timur, Asia, dan Amerika. Khusus di Amerika Serikat, pemasaran Camel dilakukan di bawah perusahaan R.J. Reynolds.
Meski memang merek ini dipasarkan atas nama perusahaan asing, produksinya untuk pasar Asia Tenggara dilakukan di dalam negeri. Hingga 2019, merek ini diproduksi di PT Alam Indomegah yang berlokasi di Pasuruan, Jawa Tengah.
Penasaran apa saja jenis dan varian rokok Camel apa saja yang bisa Anda temui di Indonesia? Cari tahu info selengkapnya dan baca artikel ini sampai selesai.
Sejarah dan Masuknya Rokok Camel di Indonesia
Sumber: Wikimedia Commons
1. Sejarah Camel
Pada tahun 1913, Richard Joshua alias R.J. Reynolds membuat sebuah perusahaan tembakau yang menjual sigaret dalam kemasan yang dinamai Camel. Produk Reynolds merupakan inovasi sebab pada saat itu sigaret tidak dijual dalam bentuk kemasan.
Reynolds menggunakan jenis tembakau Turki atau oriental, bukan tembakau Mesir yang saat itu disukai perokok Amerika Serikat. Harga tembakau Oriental lebih murah dari Mesir, karena itu ia bisa menjual produknya di harga yang lebih rendah dibanding kompetitornya. Tembakau Turki juga memiliki cita rasa pahit pedas yang mirip dengan Mesir, hanya saja lebih lembut.
Harga yang murah dan rasa sigaret yang enak membuat produk Reynolds disukai masyarakat. Bahkan di tahun pertamanya setelah rilis, Camel berhasil menjual lebih dari 425 juta pack rokok.
Seiring berjalannya waktu, R.J. Reynolds semakin berkembang mengikuti pasar. Camel yang awalnya merupakan produk sigaret tanpa filter perlahan-lahan berubah menjadi sigaret putih filter. Perusahaan ini pun semakin besar dan bergabung dalam British American Tobacco pada 1927.
Pada tahun 1999, sebagian besar saham R.J. Reynold dibeli oleh Japan Tobacco. Kedua perusahaan ini pun membuat Japan Tobacco International (JTI) yang bertanggung jawab terhadap produksi dan penjualan Camel di luar Amerika Serikat. Hingga 2019, ada sekitar 130 negara yang menjadi pasar dari produk-produk Japan Tobacco International termasuk Indonesia.
2. Masuknya Rokok Camel di Indonesia
Sumber: Instagram – kumpulan_iklan_rokok
Masuknya Camel di pasar Indonesia cenderung baru jika dibanding dengan rokok putih mesin lain seperti Marlboro, Lucky Strike, dan Dunhill. Merek ini mulai dijual di pasaran pada tahun 2013 dengan dua pilihan varian, Black dan White.
Sigaret ini mendapat sambutan yang cukup positif dari para perokok jenis sigaret putih. Pasalnya, sigaret ini dibanderol dengan harga yang relatif murah jika dibanding dengan Marlboro dan Dunhill.
Produksi dan distribusi Camel di Indonesia, dilakukan lewat PT Alam Indomegah yang berlokasi di Pasuruan, Jawa Tengah. Ingin memperluas pasar dan produksi, JTI mengakusisi dua anak perusahaan PT Gudang Garam, PT Karyadibya Mahardhika dan distributornya PT Surya Mustika Nusantara pada 2017. Kedua perusahaan tersebutmerupakan produsen dan distributor merek Apache, akusisi ini menghabiskan dana sekitar 9 triliun rupiah.
Jenis dan Varian Rokok Camel di Indonesia
1. Yellow
Sumber: Instagram – gallery_rokok
Camel Yellow merupakan varian rokok putih mesin full flavor andalan dari Japan Tobacco International. Rokok ini diluncurkan pada 1 Juli 2019 sebagai pengganti Camel Black yang sudah ada di Indonesia sejak awal masuknya produk ini.
Perubahan kemasan dari black ke yellow dilakukan untuk memperkuat kesan klasik. Sebab, pertama kalinya merek ini dipasarkan di Amerika Serikat, bungkusnya berwarna kuning. Selain itu, di pasar Amerika dan Eropa, produk sigaret putih mesin full flavor mereka juga memiliki bungkus kuning.
Dari segi rasa, Camel Yellow memiliki aroma yang lebih lembut jika dibanding Marlboro atau Lucky Strike. Throat hit-nya pun tidak terlalu keras bahkan bagi orang yang tidak terbiasa merokok sigaret putih.
Kandungan nikotin dan tar produk ini hanya sekitar 1 dan 13 mg per batang. Rendahnya kadar zat tersebut karena Camel menggunakan tembakau recon. Recon merupakan debu-debu tembakau yang ditempelkan pada sebuah kertas.
2. White
Sumber: Instagram – aliyramdhani
Sama seperti Black, Camel White juga merupakan rokok dari Japan Tobacco International yang tersedia sejak awal masuk Indonesia. Bedanya, White merupakan versi light dari sigaret putih mesin mereka. Di beberapa negara Eropa dan Amerika, bungkus produk rokok light dari Camel tidak berwarna putih, melainkan biru.
Seperti Yellow, White masih menggunakan tembakau recon. Jadi kandungan nikotin dan tar-nya tidak sebesar sigaret kretek, hanya 0,7 dan 8 mg per batang.
Dari segi rasa, White memiliki aroma tembakau yang lembut, rasa yang tidak pedas, dan tarikan yang halus. Throat hit yang dihasilkan juga nyaris tidak terasa jika dibandingkan dengan kompetitor di kelas sigaret putih mesin lights.
3. Activate Purple Mint
Sumber: Instagram – devianlerianto
Activate Purple Mint merupakan varian rokok menthol dari Camel yang beredar di Indonesia sejak awal 2015. Berbeda dengan sigaret-sigaret yang menawarkan sensasi dingin lainnya, varian Purple Mint menambahkan kapsul rasa anggur. Sehingga Anda dapat mengubah rasanya saat sedang merokok.
Meski baru masuk Indonesia pada 2015, varian Camel yang menggunakan kapsul rasa sudah beredar sejak 2014-an di negara lain seperti Inggris, Jepang, dan Hong Kong. Tidak hanya anggur, ada juga kapsul yang merubah rasa tembakau original menjadi mint. Sayangnya, varian kapsul rasa mint tersebut tidak tersedia di Indonesia.
Kandungan nikotin dari varian ini sebesar 0,6 mg dan tar 8 mg. Rendahnya kandungan zat tersebut disebabkan penggunaan tembakau recon seperti White dan Yellow.
4. Mild
Sumber: Instagram – outsiderferry
Demi memperluas pasar di Indonesia, Japan Tobacco International tidak hanya mengakusisi perusahaan lokal tapi juga menciptakan varian rokok kretek Camel. Pada tahun 2017, varian rokok yang diberi nama Camel Mild ini diluncurkan ke pasaran.
Camel mild merupakan sigaret kretek filter yang rendah tar dan nikotin (LTLN). Kandungan nikotin dan tar-nya adalah 1 dan 14 mg. Selain itu, cita rasa rokoknya cenderung manis karena menggunakan campuran cengkih. Merek yang satu ini dapat Anda temukan dalam kemasan isi 16 batang, dengan kemasan slide yang unik.
5. Mild Purple
Sumber: Youtube – jakcigarguy
Apa jadinya jika rasa anggur yang fresh digabungkan dengan manisnya sigaret kretek? Jika Anda penasaran, coba rasakanlah sensasinya dalam Camel Mild Purple. Rokok Camel yang satu ini resmi diperkenalkan di Indonesia pada akhir tahun 2017.
Varian yang satu ini menggunakan campuran tembakau dan cengkih yang sama dengan Camel Mild biasa. Bedanya, pada filter Mild Purple terdapat kapsul rasa anggur yang bisa di-click sama seperti Camel Activate Purple Mint.
Kandungan nikotin dan tar pada sebatang Mild Purple adalah 1,1 dan 14 mg. Sama seperti Mild, varian yang satu ini tersedia dalam kemasan isi 16 batang dalam kemasan slide.
Fakta Menarik tentang Rokok Camel
Sumber: Wikimedia Commons
1. Promosi yang Mendukung Amerika Serikat
Seperti yang disebutkan tadi, R.J. Reynolds meluncurkan rokok ini pada 1913. Ia pun dengan gencar melakukan promosi lewat berbagai media. Salah satunya adalah dengan menuliskan slogan, “The Camel are Coming,” sebuah pelesetan dari lagu The Campbell are Coming.
Promosi tersebut dianggap beberapa orang sebagai upaya mempengaruhi masyarakat untuk mendukung pemerintah Amerika Serikat berperang pada perang dunia pertama. Sebab, lagu tersebut merupakan musik rakyat Skotlandia, salah satu negara yang terlibat dalam perang tersebut.
2. Mitos Adanya Figur Tersembunyi pada Logo
Jika kamu perhatikan, logo pada bungkus rokok Camel di Indonesia hanya siluet seekor unta. Tapi tahukah Anda, bahwa logo tersebut telah mengalami perubahan? Awalnya, kemasan sigaret ini menggunakan gambar unta di padang pasir.
Meski tidak ada keterangan lebih lanjut dari produsen, banyak orang beranggapan di dalam gambar unta tersebut ada gambar lelaki telanjang. Konon, Anda juga bisa melihat gambar monyet, elang, dan ikan pada kemasan tersebut.
3. Maskot Kartun yang Memancing Kontroversi
Sumber: Instagram – vintagesportvault
Di akhir tahun 1980-an, perusahaan R.J. Reynold mencari materi baru untuk iklan, tanpa sengaja mereka menemukan karakter Joe Camel di sebuah arsip lama. Karakter Joe sendiri merupakan ciptaan seniman asal Inggris bernama Nicholas Price pada tahun 1974.
Joe diperkenalkan resmi kepada publik sekitar tahun 1987 sebagai maskot produk. Sayangnya pada 1991 mereka pun mendapat gugatan dari American Medical Association dengan alasan mencoba menjual rokok pada anak-anak. Pasalnya, karakter unta pada iklan terbukti lebih mudah dikenal di kalangan anak 6 tahun dibanding Mickey Mouse, Fred Flintstone, bahkan Barbie.
Upaya American Medical Association menemui jalan buntu, tapi mereka tidak menyerah. Akhirnya, pada Juli tahun 1997 permohonan itu pun dikabulkan. Promosi dengan karakter Joe dihentikan, kemudian diganti promosi dengan materi yang lebih dewasa.
4. Camel Cash yang Menuai Protes
Pada Oktober tahun 2006, R.J. Reynolds sempat meluncurkan media promosi berbentuk tiket uang yang bernama Camel Cash. Tiket itu kemudian disertakan di bagian bawah produk filter mereka. Tiket tersebut nantinya bisa ditukarkan dengan barang-barang yang mereka sediakan dalam Camel Cash Catalogue.
Tapi setahun kemudian, mereka secara mendadak mengumumkan batas akhir penukaran hadiah pada Maret 2007. Keputusan tersebut membuat para pelanggannya marah karena tiket yang sengaja mereka kumpulkan mendadak tak berguna.
Produk Lain Japan Tobacco International
1. Winston
Winston merupakan produk rokok putih andalan Japan Tobacco International. Lewat halaman produknya, JTI menyebutkan bahwa merek Winston tersedia di 130 negara. Pasar terbesar merek ini berada di Eropa, Amerika, dan Asia Timur.
Sama seperti Camel, Winston awalnya merupakan produk ciptaan R.J. Reynolds. Tapi di pasar internasional, produk ini dikeluarkan di bawah JTI. Nama produk ini diambil dari nama tanah kelahiran Reynolds di Winston-Salem dan dipasarkan pertama kali pada tahun 1954.
2. Mevius
Sumber: Wikimedia Commons
Sebelum terbentuknya Japan Tobacco International, Mevius merupakan brand andalan dari Japan Tobacco. Merek ini pertama kali diluncurkan pada tahun 1977 dengan nama Mild Seven.
Sama seperti Camel, rokok ini juga masuk ke pasar Indonesia pada tahun 2013. Sayangnya, pada 2015 produk ini sempat dihentikan produksinya karena tidak mendapat respon yang baik dari masyarakat.
Kemudian pada 2017, JTI meluncurkan kembali produk ini dengan nama Mevius Lights dan Mevius Purple. Produk ini merupakan sigaret putih mesin filter yang memiliki jenis light. Untuk pasar Asia Tenggara, Mevius diproduksi di Malaysia.
3. LD
LD atau Ligget Ducat merupakan merek sigaret Japan Tobacco International yang sengaja menarget pasar menengah. LD pertama kali diluncurkan pada 1999 oleh perusahaan asal Rusia, Ligget Ducat.
Setahun kemudian perusahaan tersebut dibeli oleh Gallagher Group dari Inggris. Lalu pada 2007, Japan Tobacco International pun mengakusisi dan mengambil alih produksi merek ini. LD tersedia di negara-negara Eropa Timur, Asia, dan Amerika.
4. Benson & Hedges
Benson & Hedges merupakan merek yang dimiliki oleh tiga perusahaan besar, Philip Morris International, British American Tobacco, dan JTI. Pemasaran produk ini dibagi oleh ketiga perusahaan tersebut berdasarkan wilayah negara.
Benson & Hedges pertama kali dipasarkan pada tahun 1873 di Old Bond Street, London, Inggris. Rokok ini merupakan sigaret putih mesin filter yang terkenal menggunakan tembakau virginia. Konon merek ini merupakan sigaret favorit Noel dan Liam Gallagher, pentolan grup band Oasis.
5. Natural American Spirit
Sumber: Instagram – madsasse
Natural American Spirit merupakan produk yang dipasarkan oleh Reynolds American dan Santa Fe Natural Tobacco pada 1982. Hal yang membuat sigaret ini spesial adalah penggunaan bahan-bahan yang organik. Mulai dari tembakau cacah, filter, hingga kertas pembungkus.
Natural American Spirit baru tersedia di lima belas negara yang mayoritas merupakan negara-negara di benua Amerika. Pada tahun 2000, Reynolds American mengklaim bahwa sigaret ini tidak membuat kecanduan. Hal tersebut sempat menimbulkan kontroversi hingga pada 2010, mereka dilarang mempromosikan produk dengan embel-embel yang menunjukkan bahwa produknya lebih aman.
6. Sobranie
Sobranie merupakan merek sigaret yang identik dengan kualitas tembakau premium. Merek ini telah dipasarkan sejak tahun 1879 di Inggris oleh Keluarga Redstone. Pada 1980-an, merek ini dijual pada Gallagher Group, sebelum kemudian diakusisi JTI pada 2007.
Sobranie hanya tersedia di di dua puluh satu negara yang mayoritas negara Eropa. Negara selain Eropa yang menjadi pasar rokok ini hanya Jepang, Taiwan, Tiongkok, Malaysia, dan Singapura.
7. Glamour
Glamour merupakan produk Japan Tobacco International yang paling baru. Merek ini pertama kali dipasarkan di Inggris pada tahun 2005 lewat Gallagher Group sebagai sigaret putih mesin filter untuk wanita.
Hal tersebut dapat Anda lihat dari desain bungkusnya yang cukup girly. Tidak hanya itu, sigaret ini juga memiliki ukuran yang superslim, jadi cocok untuk wanita yang tak ingin riasan bibirnya rusak.
8. Silk Cut
Sumber: Wikimedia Commons
Silk Cut merupakan produk yang dipasarkan pertama kali pada tahun 1964 di Inggris oleh Gallagher Group. Awalnya hanya ada 75% tembakau pada tiap batang merek ini, 25% lainnya merupakan cytrel. Cytrel merupakan bahan kimia yang mampu menggantikan tembakau, sehingga menghasilkan nikotin dan tar yang lebih rendah.
Penggunaan cytrel pada campuran tembakau Silk Cut akhirnya dihentikan pada akhir tahun 1980-an karena produsen ingin memunculkan rasa tembakau yang lebih kuat dan nikmat. Meski produk originalnya sudah rendah nikotin, ada varian ultra low tar and nikotin yang bernama Silk Cut Silver dengan kadar nikotin dan tar sebesar 0.1 dan 1 mg. Jika Anda tertarik mencoba, sayang sekali sigaret ini hanya tersedia di Eropa saja.
Puas dengan Info dan Ulasan Rokok Camel yang Ada di Indonesia?
Demikian ulasan singkat mengenai sejarah, produk rokok Camel yang beredar di Indonesia, serta fakta menarik lainnya. Semoga bisa menghibur sekaligus memperluas wawasan Anda tentang dunia sigaret.
Jika Anda suka dengan ulasan produk seperti ini, cobalah simak ulasan-ulasan rokok lainnya di Tobakonis. Mulai dari info sigaret perusahaan dalam negeri hingga dari luar negeri dapat Anda temukan. Selamat membaca!