
Jika Anda melihat bungkus rokok, selalu tercantum gambar dan tulisan peringatan bahayanya. Tapi, tahukah bahwa konon ada beberapa manfaat rokok bagi kesehatan? Benarkah demikian? Lantas mengapa ahli kesehatan tidak pernah menganjurkannya? Simak pembahasan selengkapnya di artikel ini.
Produk-produk tembakau, seperti sigaret, pipa, dan cerutu identik sebagai penyebab munculnya penyakit-penyakit berbahaya. Mulai dari kanker, flek paru-paru, gangguan pernapasan, hingga gangguan kehamilan. Tapi di balik semua itu, ternyata ada beberapa kandungan rokok yang kabarnya memiliki manfaat bagi kesehatan.
Menurut sejarah, tembakau sendiri lazim digunakan sebagai obat pada zaman dahulu di Mesoamerika. Suku Aztec misalnya, mereka sudah menggunakan daun tanaman ini sebagai campuran obat oles untuk luka dan ruam. Atau Suku Indian yang menggunakan campuran tembakau dan tanaman obat untuk penghilang rasa sakit.
Tidak hanya masyarakat Mesoamerika, merokok juga sempat dipercaya memiliki manfaat bagi kesehatan di Eropa. Bahkan, seorang botanis dan peneliti asal Spanyol, Nicola Monardes, menerbitkan buku tentang khasiat tanaman ini.
Sayangnya, penelitian-penelitian lebih lanjut menemukan bahwa kandungan zat pada rokok justru berbahaya. Bahkan penelitian menunjukkan bahwa ada banyak sekali zat kimia berbahaya dalam sebatang rokok.
Jadi sebenarnya apakah rokok itu buruk atau malah memberi manfaat bagi kesehatan? Simak artikel ini untuk tahu pembahasannya.
1. Terapi Penyakit Parkinson
Menurut penelitian yang dilakukan The Parkinson’s Institute and Clinical Center, Amerika Serikat, merokok memiliki manfaat dalam terapi penderita penyakit parkinson. Jika Anda belum tahu, parkinson merupakan penyakit neurodegeneratif yang menyerang saraf otak untuk mengatur gerak tubuh. Hal tersebut membuat penderitanya mengalami gangguan berbicara, menulis, dan berjalan.
Penyakit ini memburuk secara bertahap dan dibagi dari stadium 1 hingga 5. Pada stadium 1 dan 2, gangguan fungsi motorik pada penderita masih belum mengganggu aktifitas sehari-hari. Tapi pada stadium 5, penderitanya tidak hanya mengalami kesulitan bergerak dan berbicara, tapi juga waham (delusi) dan halusinasi.
Sayangnya, masih belum ditemukan cara yang ampuh menyembuhkan penyakit ini. Hanya saja, ada beberapa metode dan terapi untuk memperlambat dan menghentikan penurunan fungsi saraf.
Untuk stadium awal parkinson, terapi bagi para penderita biasanya adalah dengan fisioterapi. Kemudian untuk stadium yang lebih tinggi biasanya diberikan obat-obatan dan levodopa atau L-dopa.
Sayang obat tersebut memiliki efek samping yang mampu memunculkan dyskinesias atau gerakan tak terkendali. Dalam penelitian pada 2007, ditemukan bahwa ternyata nikotin mampu menekan efek samping tersebut.
2. Meredakan Radang di Kulit dan Tenggorokan
Manfaat rokok bagi kesehatan yang kedua didasari penelitian dari Mayo Clinic and Foundation, Rochester. Mereka menemukan bahwa nikotin mampu menekan peradangan atau inflamasi. Seperti yang Anda ketahui, tembakau mengandung nikotin yang bersifat psikoaktif dan mampu mengubah respon sistem imun dalam tubuh.
Pemanfaatan tembakau untuk obat radang telah dipraktikkan di berbagai daerah. Di India, daun Nicotiana tabacum biasa ditumbuk dan dijadikan campuran tapal atau obat cair kental. Tapal tersebut berguna untuk menyembuhkan ruam, eksim, dan sakit gigi.
Di beberapa daerah di Asia Tenggara, masyarakat mengenal nginang atau mengunyah biji pinang dan tembakau yang dibalut sirih. Kebiasaan ini berfungsi memperkuat gigi dan memelihara kesehatan gusi.
Kemudian di Eropa, merokok dipercaya memiliki manfaat mampu meredakan pilek dan sakit tenggorokan. Karena hal itulah kebiasaan menghisap asap tembakau ini cukup populer di kalangan para pelaut di abad ke-15.
Di tahun 1890-an di Indonesia, muncul rokok kretek yang sempat dipercaya memiliki manfaat bagi kesehatan. Rokok kretek berisi tembakau yang dilinting bersama dengan cengkih dan rempah-rempah lainnya. Sigaret tersebut dipercaya bisa mengatasi sakit tenggorokan, flu, pilek, dan sakit dada.
3. Membunuh Kuman TB
Sumber: Wikimedia Commons
Rokok biasa dikaitkan dengan penyakit organ pernafasan. Tapi dalam penelitian Dr. Naser Saleh dari University of Florida pada 2001 ditemukan bahwa nikotin dapat membunuh kuman penyebab tuberkulosis, meski tidak dijelaskan lebih lanjut efeknya jika dikonsumsi dengan merokok.
Bagi Anda yang belum tahu, tuberkulosis atau Tb adalah penyakit pernafasan yang disebabkan oleh bakteri Mycrobacterium tuberculosis. Orang yang terjangkit penyakit ini bisa mengalami batuk berdarah, penyusutan berat badan, aneurisma (pelebaran pembuluh darah), hingga meninggal.
Meski keampuhan nikotin sudah dibuktikan, penggunaan dan pengolahannya masih terus dikembangkan. Sebab, meski memiliki manfaat bagi kesehatan, rokok sendiri dinilai tidak baik bagi tubuh karena ada banyak zat lain yang ada di dalamnya. Dalam penelitiannya Dr. Naser pun tetap mengajurkan untuk tidak merokok dan mengonsumsi nikotin lewat produk yang lebih aman seperti pil.
4. Menekan Risiko Obesitas
Pernahkah Anda memperhatikan seorang perokok saat berbuka puasa? Jika iya, mungkin Anda menyadari sebagian besar perokok memilih untuk menghisap sigaret dibanding mengisi perutnya dengan makanan. Para perokok juga biasanya lebih jarang makan makanan ringan di waktu luang.
Para peneliti di Department of Psychiatry, University of Pennsylvania, menemukan korelasi antara nikotin dan berat badan. Dalam penelitian tahun 2011 itu, ditemukan bahwa berat badan rata-rata perokok sekitar 4 hingga 5 kg lebih rendah dari yang tidak merokok. Saat para perokok berhenti, sebagian besar mengalami kenaikan berat badan sebanyak 4 sampai 5 kg dalam waktu enam sampai dua belas bulan.
Hal ini karena nikotin mampu mempengaruhi otak manusia untuk memproduksi dopamin. Dopamin berfungsi mengatur emosi dan perasaan Anda, mulai dari merasakan sakit, mengatur mood, merasakan senang, termasuk rasa kenyang.
Tidak hanya dopamin, nikotin juga mempengaruhi produksi hormon adrenalin. Hormon tersebut akan memberikan membuat tubuh Anda menyimpan glukosa di dalam darah sehingga memicu keluarnya hormon insulin. Insulin akan memecah glukosa tersebut menjadi energi, sehingga tubuh Anda tidak terasa lemas.
Karena itu rokok diduga memiliki manfaat bagi kesehatan, terutama bagi orang yang mengalami obesitas dan ingin menurunkan berat badan. Jadi dapat mengurangi frekuensi makan di luar jadwal yang ditentukan.
5. Mengurangi Risiko Kanker Payudara
Sebelum ada peringatan “Merokok membunuhmu,” tulisan yang tertera pada kemasan rokok adalah, “Merokok dapat menyebabkan kanker, serangan jantung, impotensi, gangguan kehamilan, dan janin.” Alasannya adalah karena saat Anda menghisap sigaret, tar juga akan ikut terhirup masuk ke paru-paru.
Tar sendiri merupakan zat yang muncul akibat efek pembakaran tembakau. Zat ini bersifat karsinogenik yang artinya dapat memicu munculnya sel-sel kanker.
Namun penelitian dari Harvard School of Public Health pada 2012, menemukan bahwa merokok mungkin memiliki manfaat bagi kesehatan perempuan. Sebab, ternyata merokok memiliki efek anti estrogenik, yang diperkirakan dapat menurunkan risiko kanker payudara.
Sayangnya, penemuan ini masih kontroversial dan butuh penelitian lebih lanjut. Pasalnya, efek ini tidak berlaku untuk perempuan di segala usia. Untuk wanita muda dan belum pernah melahirkan, risiko kanker payudara justru sedikit meningkat. Selain itu, meski menurunkan risiko kanker payudara bagi beberapa orang, tapi merokok tetap mampu memicu kanker di bagian tubuh lain.
6. Mengobati Kolitis
Manfaat rokok bagi kesehatan yang terakhir adalah untuk mengobati radang usus atau kolitis. Ada tiga jenis radang usus, ulcerative kolitis, pancholitis, dan crohn. Dari ketiga jenis radang usus tersebut, merokok dianggap mampu meredakan ulcerative kolitis.
Menurut penelitian Department of Pharmacology, Faculty of Medicine and Health Sciences, Erasmus University Rotterdam pada 1998, nikotin mampu meredakan ulcera colitis dalam keadaan tertentu. Tepatnya pada pasien yang menderita penyakit ini kurang dari enam minggu.
Ulcera colitis adalah radang dinding usus besar. Seperti yang sudah disebutkan di atas, nikotin mampu menekan reaksi sel-sel imun dalam tubuh. Sehingga mampu meredakan peradangan di bagian tubuh tersebut.
Selain itu, nikotin juga membuat penggunanya merasa lebih rileks dan santai. Beberapa penyebab terjadinya radang usus adalah karena kelelahan fisik dan juga keadaan mental. Sayangnya, meski mampu menekan ulcera colitis, merokok mampu memperbesar kemungkinan mengidap crohn disease.
Crohn disease merupakan peradangan kronis yang menyerang pencernaan, dari mulut, usus halus, kolon, hingga anus. Penyakit ini disebabkan oleh efek respon sistem imun, biasanya dimulai dari usus halus.
Meski Memiliki Manfaat bagi Kesehatan, Mengonsumsi Rokok Tak Dianjurkan
Setelah membaca beberapa manfaat rokok bagi kesehatan di atas, jangan terburu-buru untuk mulai merokok. Pelajari dan pertimbangkan dulu baik-baik setelah membaca kerugiannya.
Meski ditemukan efek baik rokok, tidak ada dokter atau ilmuwan yang akan menganjurkan Anda untuk mulai menjadi perokok. Pasalnya, ada ribuan zat yang beracun bagi tubuh yang ditemukan dalam sebatang sigaret.
Jangan sampai Anda berhasil menyembuhkan radang tenggorokan dengan menghirup asap sigaret, tapi kemudian mengalami gangguan pernafasan. Atau terhindar dari kanker payudara tapi mengalami kanker paru-paru. Ditambah lagi, dengan merokok Anda merugikan orang lain yang berada di sekitar.
The Cancer Council, Victoria mengungkap, Di Australia pada 2004-2005, tembakau diperkirakan telah mencegah kematian 148 orang. Namun jumlah itu sangat rendah jika dibandingkan dengan 15.050 kematian karena rokok di tahun yang sama.
Michael Russel, seorang aktivis anti rokok pun mengatakan, “Orang-orang merokok untuk nikotin, tetapi mereka mati karena tar.” Hal tersebut bukan tanpa sebab, sebagian besar manfaat rokok bagi kesehatan disebabkan karena kandungan nikotin bukan tar. Tar justru merupakan pemicu beragam penyakit dan racun bagi tubuh. Karena itu, daripada merokok, lebih baik konsumsi tembakau dalam bentuk permen karet atau pil, tentunya sesuai petunjuk dokter.