
Kandungan zat pada rokok atau sigaret mencapai ribuan. Tidak hanya berasal dari bahan bakunya, senyawa-senyawa itu juga muncul dari proses pembakaran yang ketika dikonsumsi akan memberikan efek berbahaya bagi tubuh. Apa saja? Untuk menjawab pertanyaan itu, Anda dapat menyimak artikel ini.
Menurut data WHO bulan Mei 2019, kandungan zat kimia pada rokok dan asapnya tercatat lebih dari 4.000 ribu. Dari ribuan senyawa itu, diperkirakan 250 di antaranya termasuk dalam kategori berbahaya, sedangkan lebih dari 50 zat diketahui menyebabkan kanker.
Asal terbentuknya senyawa-senyawa kimia tersebut bisa dibagi menjadi dua, yakni langsung dari bahan baku dan timbul dari proses pembuatan serta pembakaran sigaret. Sebut saja nikotin yang berasal dari tembakau dan tar yang terbentuk karena proses pembakaran sigaret.
Nikotin mungkin menjadi senyawa kimia yang paling Anda kenal jika sudah berbicara tentang zat yang terkandung dalam rokok. Namun, sebenarnya masih banyak senyawa kimia lainnya yang tidak kalah berbahaya, termasuk tar, karbon monoksida, dan amonia.
Maka dari itu, artikel ini akan menjelaskan lebih jauh tentang kandungan zat pada rokok. Informasi yang dipaparkan di bawah ini tentunya tidak boleh dilewatkan jika Anda tertarik dengan dunia sigaret.
Bahan Dasar Rokok
1. Daun Tembakau Kering
Tembakau adalah produk pertanian yang tumbuh di dataran tinggi. Daun dari tanaman ini dapat diolah sebagai bahan baku rokok atau cerutu setelah mengalami proses pengeringan.
Daun tembakau mengandung nikotin yang menjadi penyebab kecanduan. Beberapa perusahaan berusaha mengurangi kandungan zat ini pada rokok dengan cara menambahkan filter atau menggunakan kertas pembungkus yang telah diperforasi atau diberi lubang berukuran mikro.
Di Indonesia, tidak semua dataran tinggi ditanami tembakau karena kualitas rasa daun tanaman ini sangat dipengaruhi oleh lokasi penanaman, cuaca, cara budidaya, dan cara pengolahannya. Daerah yang biasa menjadi pemasok daun tembakau adalah Deli, Temanggung, Klaten, Sleman, Boyolali, Sukoharjo, Jember, dan Lombok Timur.
2. Cengkih
Cengkih dikenal sebagai salah satu rempah-rempah untuk bumbu masakan. Tapi, di Indonesia tanaman ini juga digunakan sebagai bahan baku rokok kretek.
Bagian dari pohon cengkih yang digunakan untuk industri sigaret adalah kuncup bunganya yang belum mekar. Kuncup cengkih ini kemudian melalui proses pengeringan dahulu sebelum akhirnya diolah bersama potongan daun tembakau kering.
Zat yang terkandung dalam cengkih adalah eugenol yang digunakan untuk menenangkan saraf gigi. Selain itu, bahan ini juga berfungsi untuk menambahkan cita rasa sigaret supaya menjadi lebih nikmat.
3. Kertas
Kertas sigaret lebih populer disebut sebagai papier yang merupakan kata serapan dari bahasa Belanda. Lembaran kertas ini terbuat dari selulosa asetat.
Selulosa adalah senyawa yang berasal dari serat tumbuhan dan biasanya diolah dahulu sebagai pulp sebelum dicetak menjadi lembaran kertas. Kertas sigaret ini kemudian dilengkapi dengan perforasi untuk mengurangi kandungan nikotin pada rokok.
4. Filter
Filter rokok berbentuk gabus yang diletakkan di ujung sigaret. Bahan dasar filter berasal dari serat tumbuhan padi-padian yang hidup di daratan Eropa dan tumbuh setelah musim salju.
Kegunaan filter dalam sigaret adalah untuk mengurangi kadar nikotin dan tar yang terkandung dalam asap rokok. Filter yang awalnya berwarna putih akan berubah warna menjadi cokelat setelah sigaret dibakar dan dikonsumsi.
5. Mentol
Mentol adalah senyawa kimia yang diekstrak dari tumbuhan peppermint atau corn mint, dan juga bisa diproduksi dengan cara sintetis. Penambahan senyawa ini pada bahan baku sigaret dilakukan pada tahun 1920-an di Ohio, Amerika Serikat dan tersebar luas pada tahun 1950-an.
Penggunaan mentol ditujukan untuk mengurangi ketajaman asap rokok dan memberikan efek dingin dalam mulut serta tenggorokan. Selain itu, senyawa ini juga dipakai untuk menjadi perasa dalam sigaret yang biasanya disebut dengan rokok mentol.
6. Perasa
Perasa yang ditambahkan dalam proses pembuatan rokok biasa disebut sebagai saos. Saos ini digunakan untuk memberikan efek rasa dan aroma tertentu pada tembakau yang akan diolah menjadi sigaret. Hal ini juga dilakukan perusahaan sigaret untuk membedakan produk rokok buatannya dengan yang beredar di pasaran.
Beragam perasa rokok sudah banyak tersebar di pasaran untuk mengakomodasi selera pembeli. Beberapa contohnya adalah perasa manila yang memberikan rasa manis buah-buahan segar, havana untuk rasa manis pedas yang segar, dan mapple sweet yang memberikan cita rasa manis serta gurih.
7. Aditif Lainnya
Bahan aditif lainnya yang ditambahkan dalam pembuatan sigaret adalah pemberian senyawa amonia, karbon dioksida, dan etil alkohol atau etanol. Penambahan senyawa-senyawa itu bertujuan untuk membuat daun tembakau supaya lebih rapuh agar lebih gampang diproses.
Selain itu, amonium, natrium, natrium prosfat, dan potasium sitrat juga ditambahkan ketika memproses kertas pembungkus rokok. Senyawa-senyawa ini mempunyai fungsi untuk mengatur laju pembakaran kertas dan suhu sigaret yang terbakar.
Kandungan Zat pada Rokok dan Asapnya
Terdapat ribuan zat yang terkandung dalam sebatang rokok. Ada zat yang sudah menjadi bawaan dari bahan baku, ada juga yang terbentuk karena proses pembakaran sigaret. Berikut ini contoh kandungan zat yang dapat Anda temukan pada rokok :
1. Nikotin
Nikotin adalah senyawa kimia organik yang dihasilkan secara alami oleh berbagai tumbuhan, seperti terong, tomat, dan tembakau. Senyawa ini dapat menimbulkan rasa ketergantungan karena mendorong munculnya dopamin yang akan memerintahkan otak untuk melakukan hal yang sama. Maka dari itu, keinginan untuk merokok akan tetap muncul karena otak Anda sudah seperti terprogram untuk terus-terusan melakukannya.
Selain itu, nikotin juga memiliki sifat sebagai stimulan yang dapat meningkatkan kerja reseptor pada otak. Sebut saja dalam hal konsentrasi, ketajaman memori, serta kewaspadaan dan pemrosesan isyarat untuk melakukan aktivitas baru. Maka dari itu, ketika nikotin masuk ke dalam tubuh, akan ada peningkatan tekanan darah, denyut jantung, serta aktivitas pernapasan.
2. Tar
Tar adalah kumpulan senyawa kimia yang dihasilkan dari proses pembakaran tembakau. Zat ini awalnya berbentuk gas yang kemudian menjadi padat dan dapat menempel di lingkungan di mana gasnya berada. Jika tar dihirup melalui mulut dan hidung, maka besar kemungkinan residunya akan menempel di paru-paru.
Jika tar yang tertinggal di paru-paru terus dibiarkan menumpuk, zat itu akan menyebabkan kematian sel-sel yang ada di dalam organ tersebut. Salah satunya adalah cillia yang berfungsi untuk menggerakkan lendir agar tidak menghalangi udara yang masuk.
Berkurangnya keberadaan cillia akan menimbulkan penyakit emfisema yang merujuk pada kehilangan fungsi kantong-kantong udara dalam paru-paru. Akibatnya, oksigen yang diserap untuk tubuh semakin sedikit dan dada Anda akan terasa sesak.
Selain emfisema, risiko kanker paru-paru juga semakin tinggi jika Anda mengonsumsi rokok. Sel-sel jaringan di paru-paru yang tumbuh luar biasa cepat akan membentuk tumor yang nantinya menghalangi pernapasan dan proses penyerapan oksigen ke dalam tubuh Anda.
3. Karbon monoksida
Karbon monoksida atau CO adalah salah satu senyawa gas beracun yang banyak ditemukan dari asap mesin. Namun, senyawa gas ini ternyata juga terdapat dalam asap rokok. Jika gas ini masuk ke dalam tubuh, maka keberadaannya akan menyulitkan hemoglobin (Hb) atau sel darah merah untuk mengangkut oksigen.
Hemoglobin yang seharusnya mengikat oksigen justru berikatan dengan karbon monoksida. Akibatnya, tubuh menjadi kekurangan oksigen yang menimbulkan kelelahan, lemas, dan pusing.
4. Zat Karsinogen
Karsinogen adalah zat yang dapat menyebabkan penyakit kanker. Ada puluhan kandungan zat karsinogen yang terdapat dalam rokok, beberapa di antaranya adalah:
- Benzena: merupakan residu dari pembakaran sigaret yang dalam jangka panjang dapat mempengaruhi produksi sel darah merah, merusak sumsum tulang, dan merusak sel darah putih yang akan menyebabkan leukimia.
- Formaldehida: biasa digunakan untuk mengawetkan mayat dalam bentuk cairan. Sementara itu, jika dalam bentuk gas yang biasa ditemukan dalam asap sigaret akan menyebabkan iritasi pada mata, hidung, dan tenggorokan dalam jangka pendek. Untuk jangka panjang, formaldehida akan meningkatkan risiko terjangkitnya kanker nasofaring.
- Vinil klorida: biasa digunakan untuk membuat plastik dan tidak dianjurkan dikonsumsi manusia secara langsung.
5. Senyawa logam beracun
Senyawa logam beracun adalah senyawa yang mempunyai potensi untuk membahayakan kesehatan jika diserap atau dihirup oleh tubuh dalam jumlah banyak. Beragam kandungan senyawa logam beracun yang terdapat dalam rokok contohnya adalah:
- Arsenik: berasal dari pestisida yang digunakan dalam pertanian tembakau.
- Kadmium: terdapat dalam asap sigaret yang kemudian terserap masuk ke dalam paru-paru. Kandungan kadmium yang tinggi dalam tubuh dapat menyebabkan gangguan sensorik, muntah, diare, gagal ginjal, dan meningkatkan risiko timbulnya kanker.
6. Senyawa kimia toksik
Tidak sedikit senyawa kimia toksik yang terkandung dalam sigaret dan asapnya. Beberapa senyawa yang diduga menimbulkan efek paling menonjol adalah:
- Amonia: digunakan dalam industri sigaret untuk meningkatkan dampak candu nikotin. Dalam jangka pendek, senyawa ini dapat menyebabkan sesak napas, iritasi mata, dan sakit tenggorokan. Untuk jangka panjang, amonia dapat menyebabkan pneumonia.
- Hidrogen sianida: berbentuk gas yang dapat ditemukan dalam asap rokok. Gas ini biasa dipakai untuk menghukum mati narapidana.
Dampak Asap Rokok bagi Perokok Pasif
Kandungan zat berbahaya pada rokok tidak hanya memengaruhi perokok aktif, tetapi juga perokok pasif. Perokok pasif adalah orang-orang yang terpapar asap rokok tetapi tidak merokok. Alhasil, risiko timbulnya masalah kesehatan akibat asap sigaret pun lebih besar daripada orang-orang yang tidak terpapar asap rokok.
Meskipun Anda mungkin sudah berusaha untuk tidak menghirup asapnya, usaha itu akan sia-sia jika Anda tidak segera menjauh dari perokok aktif. Alasannya, asap rokok yang telah dihembuskan akan bertahan di udara sekitarnya selama kurang lebih 2,5 jam.
Setidaknya ada 50 senyawa kimia karsinogen berbahaya dalam asap rokok yang masing-masing masuk dalam kategori berbeda. Beberapa di antaranya adalah nitrosamin yang bersifat karsinogenik, lead yang banyak digunakan dalam proses pembuatan cat, butana yang banyak ditemukan di alat pemantik api, dan masih banyak lagi.
Pentingnya Mengetahui Konsekuensi Kesehatan dari Kandungan Zat pada Rokok
Demikian ulasan mengenai bahan dan kandungan zat pada rokok yang dapat kami rangkum. Semoga informasi tersebut dapat memberikan Anda wawasan yang lebih dalam mengenai hasil olahan tembakau ini.
Banyaknya jumlah senyawa yang terdapat dalam sigaret mendorong pemerintah untuk lebih mengatur regulasi produk ini. Pasalnya, tingkat prevalensi merokok laki-laki di Indonesia merupakan salah satu yang paling tinggi di dunia menurut data World Bank pada tahun 2016.
Salah satu langkah yang dilakukan pemerintah adalah mewajibkan perusahaan-perusahaan sigaret untuk memberikan peringatan akibat dari aktivitas merokok. Dengan begitu, konsumen sudah tahu akan risiko kesehatan yang akan ia alami.
Selain artikel ini, masih banyak artikel lainnya seputar sigaret dalam Tobakonis. Sebut saja di antaranya adalah sejarah asal muasal sigaret di dunia dan jenis-jenis rokok di Indonesia.