
Nikotin merupakan zat stimulan yang dapat ditemukan dalam rokok. Secara umum, konsentrasi zat ini adalah 0,6 hingga 3% mg dari berat kering tembakau. Lalu bagaimana efek zat ini bagi tubuh? Benarkah kandungan nikotin pada rokok dapat memicu munculnya kanker? Simak infonya di sini!
Bagi sebagian orang, sangat sulit untuk berhenti dari kebiasaan merokok. Alasan-alasan seperti mulut terasa pahit atau tidak enak badan saat berhenti merokok, lumrah diucapkan oleh orang-orang yang gagal berhenti. Para dokter dan peneliti sepakat bahwa penyebabnya adalah adanya kandungan nikotin pada rokok.
Karena membuat kecanduan, zat ini dikira sebagai penyebab kanker, flek di paru-paru, hingga gangguan kehamilan. Padahal, zat ini ternyata juga terkandung dalam sayur-sayuran yang biasa dimakan banyak orang.
Memangnya, apa sebenarnya nikotin itu? Mengapa zat yang juga terdapat dalam sayuran ini bisa menyebabkan kecanduan? Bagaimana zat ini bereaksi di dalam tubuh? Apakah benar zat tersebut berbahaya bagi tubuh?
Untuk menjawab rasa penasaran Anda tentang apa itu nikotin dan efeknya bagi tubuh, simak artikel ini sampai habis. Tidak hanya itu, Anda juga akan tahu seberapa besar kandungan nikotin pada sebatang rokok.
Apa Itu Nikotin?
Sumber: Penelitian Tobacco Advisory Group of the Royal College of Physicians Oktober 2007
Nikotin adalah senyawa kimia organik yang dihasilkan oleh tanaman koka dan beberapa jenis tumbuhan Solanaceae, seperti kol, tembakau, terong, tomat, dan masih banyak lagi. Zat ini merupakan senyawa alkaloid yang berfungsi sebagai pestisida alami pada tumbuhan.
Nikotin merupakan stimulan, sehingga bisa membantu syaraf lebih rileks, fokus, dan tenang. Meski begitu, sifatnya sangat adiktif, sehingga jika dikonsumsi dengan jumlah besar dan terus-menerus bisa membuat penggunanya kecanduan.
Meski dihasilkan oleh banyak tumbuhan, nikotin paling identik dengan tembakau karena kadarnya pada tanaman yang satu ini sangat tinggi. Terlebih lagi jika sudah diproses dan dikeringkan, jumlah zat adiktif ini bisa meningkat.
Dalam tembakau kering, biasanya sekitar 0,5 hingga 3% dari berat bersihnya merupakan jumlah kandungan nikotin. Jadi kandungannya pada satu batang rokok kira-kira ada 1 sampai 1,5 mg tergantung ukuran.
Jumlah tersebut jauh berbeda dengan kentang atau tomat yang hanya mengandung 7-10 nanogram nikotin per gram-nya. Sehingga, memakan sayuran-sayuran tersebut tidak akan menyebabkan kecanduan. Terlebih lagi, kandungan nikotinnya akan semakin hilang saat proses memasak.
Baca juga: Benarkah Rokok Memiliki Manfaat bagi Kesehatan?
Mengapa Nikotin Bikin Kecanduan?
Setelah tahu apa itu nikotin, Anda mungkin penasaran mengapa zat ini bisa menyebabkan kecanduan. Untuk menjawabnya, mari kita ketahui dulu bagaimana cara zat adiktif ini bekerja di dalam tubuh.
Ketika menghisap rokok, kandungan di dalamnya akan ikut masuk ke paru-paru dalam bentuk asap. Di paru-paru, zat adiktif ini kemudian dengan cepat terserap ke dalam darah lalu ikut tersirkulasi ke otak.
Setelah mendapat pasokan nikotin, otak akan merilis dopamin. Dopamin adalah zat neurotransmitter yang berfungsi mengatur gerak, emosi, rasa senang, dan rasa sakit. Karena itulah setelah merokok, seseorang bisa merasa lebih santai.
Tidak hanya membuat tubuh lebih santai, dopamin juga bisa membuat seseorang kenyang untuk sesaat. Hal tersebut disebabkan karena zat ini juga mempengaruhi produksi hormon adrenalin.
Hormon adrenalin membuat aliran darah dan detak jantung meningkat, serta membuat glukosa disimpan di dalam darah. Inilah sebabnya setelah merokok, gula darah seseorang akan meningkat.
Setelah itu, tubuh akan memproduksi hormon insulin untuk memecah glukosa tersebut menjadi energi. Proses tersebut bisa menekan rasa lapar Anda saat merokok.
Saat tubuh kekurangan atau efek zat adiktif ini sudah habis, gula darah Anda akan turun. Sehingga menyebabkan withdrawal syndrome atau sakau, gejalanya beragam mulai dari gelisah hingga perubahan mood.
Untuk menekan stres, akhirnya para perokok pun menghisap lintingan tembakau lagi. Kandungan nikotin pada rokok yang dihisap kemudian mengulang kembali siklus di atas. Itulah sebabnya, sangat sulit berhenti merokok.
Baca juga: Mengenal Tembakau, Tanaman untuk Bahan Baku Rokok
Apakah Nikotin Berbahaya?
Nikotin merupakan zat yang sangat adiktif. Bahkan, beberapa ahli kesehatan mengatakan bahwa tingkat kecanduan yang dihasilkan zat tersebut setara dengan kokain dan heroin. Tapi, apa benar nikotin itu memberi dampak buruk bagi kesehatan?
Michael Russel, seorang aktivis anti rokok mengatakan, “Orang-orang merokok untuk nikotin, tetapi mereka mati karena tar.” Bagi Anda yang belum tahu, nikotin dan tar memang merupakan kandungan terbesar pada sebatang rokok.
Karena itulah, beberapa orang menganggap nikotin sebagai zat karsinogenik atau pemicu kanker bagi tubuh. Padahal, tidak ada penelitian yang berhasil menemukan bahwa zat ini memicu munculnya kanker.
Sebaliknya, karena bersifat stimulan, zat ini mampu meringankan gejala penyakit parkinson. Selain itu, nikotin juga terbukti mampu meningkatkan memori jangka pendek.
Lalu, apakah merokok baik untuk kesehatan Anda? Sayangnya meski nikotin bermanfaat untuk tubuh, kandungan tar pada rokok sangat berbahaya. Tar merupakan sisa pembakaran dari benda-benda tertentu.
Zat ini bersifat karsinogenik, mutagen, dan racun bagi tubuh. Tar pada rokok menyebabkan terjadinya kerusakan pada gusi dan membuat gigi menguning. Sementara, dalam paru-paru tar akan mengendap dan merusak organ tersebut.
Efek jangka panjang tar beragam, mulai dari kanker paru-paru, tenggorokan, hingga gangguan kehamilan. Efek ini tidak hanya akan dirasakan perokok, tapi juga perokok pasif dan orang-orang di sekitar tempat merokok. Sebab, tar mampu menempel pada furnitur dan bercampur dengan polutan di dalam ruangan.
Baca juga: Mengenal Shisha si Rokok Arab dan Persebarannya di Indonesia
Kandungan Nikotin pada Sebatang Rokok
Di Indonesia, kandungan pada sebatang rokok pernah diatur pada Peraturan Pemerintah no. 81 tahun 1999, yaitu tidak boleh melebihi 1,5 mg dan 20 mg. Tapi, undang-undang tersebut digantikan dengan Peraturan Pemerintah no. 109 tahun 2012, sehingga produsen hanya diwajibkan mencantumkan jumlah nikotin pada kemasan.
1. Kandungan Nikotin pada Rokok Kretek Filter
Kretek filter merupakan jenis sigaret yang paling banyak tersedia di pasar Indonesia. Beberapa merek yang populer di kalangan perokok antara lain Djarum Super, Gudang Garam Filter, Gudang Garam Surya, Sampoerna Mild, dan Dunhill Filter.
Sigaret kretek filter memiliki dua jenis, biasa dan mild. Kretek mild biasanya memiliki campuran cengkih dan rempah yang lebih sedikit, serta ukuran yang lebih kecil dibanding yang biasa. Karena itu kandungannya lebih kecil dibanding kretek filter biasa.
Jika dilihat pada kemasan, kandungan nikotin pada rokok kretek filter biasa bervariasi dari 1,8 hingga 2,5 mg per batang tergantung merek. Sementara kandungan tar-nya, antara 32 hingga 39 mg per batang.
Pada kretek mild, hampir semua produk memiliki kandungan nikotin 1 mg per batang. Sementara kandungan tar-nya berkisar antara 13 hingga 15 mg per batang.
2. Kandungan Nikotin pada Rokok Kretek Tangan
Meski popularitasnya sudah tergeser oleh rokok kretek filter, tapi beberapa perusahaan masih memproduksi kretek tangan. Beberapa contoh produknya antara lain Dji Sam Soe, Dji Sam Soe Super Premium, Sampoerna Hijau, Djarum 76, Djarum Coklat, dan Gudang Garam Merah.
Dari yang tertulis pada kemasan, rata-rata sigaret kretek tangan memiliki kandungan nikotin sebanyak 2,2 sampai 2,3 mg tergantung mereknya. Sementara tar-nya bervariasi, dari yang paling rendah 32 mg hingga tertinggi 39 mg per batang.
3. Kandungan Nikotin pada Rokok Cerutu
Di Indonesia, cerutu merupakan jenis rokok yang jarang ditemukan karena tidak banyak dijual di warung. Untuk menikmati cerutu, Anda harus ke cafe tertentu atau ke toko tembakau.
Kelangkaan ini disebabkan oleh harganya yang tidak terjangkau oleh mayoritas masyarakat Indonesia. Merek cerutu termahal, Gurkha Black Dragon, bahkan bisa menembus angka 13 juta per batang. Lalu apa itu cerutu dan berapa banyak kandungan nikotin di tiap batangnya?
Cerutu merupakan gulungan daun tembakau yang telah difermentasi. Berbeda dengan sigaret biasa, cerutu tidak menggunakan tembakau iris di dalamnya. Karena itu, ukuran cerutu jauh lebih besar jika dibanding rokok lainnya.
Tidak hanya ukurannya, kandungan nikotin dan tar-nya juga lebih besar dari sigaret biasa. Meski tidak pernah disertakan kandungan nikotin dan tar-nya, tapi satu batang cerutu memiliki berat sekitar 15 sampai 17 gram. Jadi dalam sebatang, kira-kira terkandung 51 mg nikotin.
4. Kandungan Nikotin pada Rokok Putih
Bahan baku yang digunakan pada rokok putih atau light adalah tembakau recon. Jika Anda belum tahu, tembakau recon merupakan sisa gilingan tembakau yang ditempelkan pada kertas.
Karena itu kadar nikotinnya cenderung lebih rendah jika dibanding dengan jenis sigaret lain. Beberapa merek rokok putih yang banyak dijual di Indonesia adalah Marlboro, Lucky Strike, Dunhill, Esse, Camel, dan Bohem.
Dari keterangan pada kemasan berbagai merek rokok putih, kadar nikotin yang paling tinggi adalah 1 mg dan terendah 0,5 mg per batang. Sementara tar-nya berkisar antara 8 sampai 12 mg tergantung merek.
Baca juga: Deretan Merek Rokok Luar Negeri yang Dijual di Indonesia
Nikotin pada Rokok Elektrik
Setelah tahu apa itu nikotin dan kandungan zat tersebut pada beragam jenis sigaret, saatnya membahas rokok elektrik. Alat ini memiliki berbagai bentuk, dari pen, mod, hingga pod. Meski alatnya berbeda-beda, ketiganya tetap bekerja dengan prinsip yang sama, mengubah E-liquid menjadi uap.
E-liquid inilah yang membuat rokok elektrik berbeda dengan sigaret konvensional. Sebab, Anda bisa memilih kadar nikotinnya sendiri. Selain itu, rokok elektrik juga tidak memiliki tar sehingga dirasa lebih aman.
Dalam 60 ml liquid mod, biasanya tersedia pilihan nikotin 3, 6, atau 12 mg. Sementara untuk liquid pod, pilihannya adalah 25, 40, 50 mg. Meski secara angka lebih banyak, pod memiliki daya yang jauh lebih kecil dari pen atau mod, sehingga zat adiktif ini tidak sepenuhnya terhirup.
Bagaimana Menghilangkan Kecanduan Nikotin?
Menghilangkan kecanduan nikotin bukanlah hal yang mudah, terlebih lagi jika tak ada keinginan yang kuat untuk berhenti. Ada yang berpendapat bahwa Anda harus menghentikannya seketika, tapi ada juga yang menyarankan untuk mengurangi dosisnya perlahan-lahan.
Jika hendak mencoba berhenti seketika, maka persiapkan diri Anda. Sebab, gejala sakau bisa membuat gelisah, stres, bahkan sakit. Terutama di dua hingga tiga minggu pertama setelah Anda berhenti. Banyak orang-orang yang gagal berhenti karena tidak tahan dengan gejala sakaunya.
Alternatifnya, Anda bisa mencoba mengurangi dosisnya perlahan-lahan. Entah dengan mengurangi frekuensi merokok atau berpindah ke rokok elektrik yang rendah nikotin dan tidak mengandung tar.
Agar lebih mudah mengeluarkan zat adiktif ini dari dalam tubuh, rutinlah berolah raga. Sebab, olah raga terbukti mampu menurunkan kadar nikotin yang ada di dalam otak. Tapi jika cara-cara tersebut masih gagal, cobalah berkonsultasi dengan dokter atau mencoba hypnotheraphy.
Baca juga: Sejarah dan Jenis Rokok Pall Mall
Pertimbangkan Konsekuensinya Sebelum Mengonsumsi Nikotin
Demikian pembahasan tentang apa itu nikotin dan kandungan zat tersebut pada sebatang rokok. Meski zat adiktif ini tidak terbukti berbahaya bagi tubuh, tapi pertimbangkanlah dulu baik-baik apakah Anda mau mengonsumsinya.
Jika Anda bermaksud untuk berhenti, maka tetaplah bersemangat dan jangan mudah putus asa. Apa pun cara dan metode yang Anda lakukan, intinya adalah keinginan yang kuat dan fokus.
Bahkan jika perlu, berhentilah menemui teman-teman yang merokok hingga Anda yakin tak akan tergoda untuk mencoba kembali. Sebab, lingkungan menjadi salah satu alasan yang paling sering terdengar saat seseorang gagal berhenti merokok.