
Kasus vaporizer yang meledak sudah cukup banyak terjadi di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Hal ini menjadi ironi, sebab alat yang digadang-gadang menjadi alternatif merokok yang lebih sehat justru memiliki risiko yang bisa mengancam nyawa. Kira-kira apa saja penyebab rokok elektrik atau vape meledak?
Pertama kali diluncurkan secara komersil pada 2004, rokok elektrik diklaim sebagai alternatif merokok yang tidak berbahaya dan terapi berhenti merokok. Sayangnya, beberapa kasus vapor yang meledak membuat image vaporizer menjadi buruk. Padahal sebagian besar penyebab rokok elektrik atau vape meledak adalah kelalaian pengguna.
Bagi Anda yang belum tahu, ada beberapa jenis-jenis vaporizer yang ada di pasaran. Mulai dari yang besar, kecil, mechanical, regulated, closed system, hingga open system. Meski begitu, komponen utamanya tetap sama, yaitu baterai, atomizer, mod, dan mouthpiece.
Semua jenis sigaret elektrik tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing dari segi bahaya. Orang yang paling bisa memastikan keamanan dari vaporizer adalah pemiliknya sendiri.
Karena itu, sebelum memutuskan untuk membeli, gali dulu informasi tentang rokok elektrik pilihan Anda, mulai dari spesifikasi, komponen, hingga bahayanya. Anda juga bisa membaca penyebab dan tips untuk menghindari rokok elektrik (vape) meledak di artikel ini.
Penyebab Rokok Elektrik (Vape) Meledak
1. Baterai Rusak
Sumber: YouTube – DashVapes
Penyebab pertama dan paling umum rokok elektrik atau vape bisa meledak adalah karena menggunakan baterai yang sudah tak layak pakai. Normalnya, baterai yang digunakan pada alat ini adalah lithium-ion dengan kapasitas 2400 hingga 5200 mAh.
Kelebihan baterai ini adalah bisa diisi ulang, tahan lama, kepadatan daya tinggi, dan pengisiannya relatif cepat. Sayangnya, seperti baterai pada umumnya, lithium ion tetap akan mengalami penurunan performa seiring berjalannya waktu. Selain itu, baterai ini juga bisa meledak jika kondisinya terlalu panas atau terkena panas.
Baterai vape yang meledak biasanya akibat terlalu lama digunakan, terkelupas, atau penyok, sehingga kemampuan menghantarkan atau menyimpan daya tidak bisa dilakukan dengan baik. Hal tersebut dapat membuat suhu dalam baterai lebih cepat naik saat digunakan dibanding baterai yang masih baru.
2. Hambatan Listrik pada Coil yang Tidak Sesuai
Sumber: Instagram – 0.13
Penyebab rokok elektrik atau vape bisa meledak berikutnya adalah karena hambatan (Ohm) pada coil yang tidak tepat. Biasanya masalah ini terjadi pada rebuildable atomizer, terutama jenis RDA (rebuildable dripping atomizer).
Jika Anda belum tahu, coil merupakan salah satu bagian pada atomizer yang nantinya menghantarkan panas ke e-juice. Pada RDA, coil berbentuk kawat yang dililit, normalnya diameter lilitan berkisar antara 2,5 hingga 3 mm. Diameter, bahan kawat, dan jumlah lilitan harus disesuaikan dengan teliti agar aman.
Terlebih lagi jika mod yang digunakan berjenis mechanical, sebab tegangan dan hambatannya tidak bisa disetel otomatis. Untuk regulated atau electrical mod, kesalahan coil biasanya masih bisa terlihat dari indikator. Jadi bisa segera diperbaiki sebelum digunakan atau disesuaikan secara otomatis dengan menaik atau turunkan tegangan.
Untuk menentukan Ohm terendah sebuah vaporizer, caranya adalah membagi tegangan dengan arus konstan baterai. Angka tersebut biasanya tertera pada baterai yang Anda gunakan. Hasil dari pembagian tersebut adalah batas aman dan hambatan listrik terendah untuk alat Anda.
Kasus vape meledak atau terbakar biasanya disebabkan oleh pengguna yang sengaja menurunkan hambatan listriknya lebih rendah dari batas aman. Hal tersebut biasanya dilakukan agar pemanasan lebih cepat, uap lebih tebal, dan rasa e-juice lebih nikmat.
Lalu apakah lebih baik Ohm dibiarkan terlalu tinggi? Jawabannya adalah salah. Semakin Ohm tinggi, penguapan semakin lambat. Akibatnya, baterai bekerja lebih keras serta cepat panas dan rusak. Seperti yang sudah dijelaskan, baterai yang rusak merupakan penyebab paling umum rokok elektrik meledak. Jadi yang paling tepat adalah 0,05 atau 0,1 lebih tinggi dari batas aman.
3. Overheat
Sumber: Instagram – vape_ema
Di atas dijelaskan bahwa baterai lithium ion memiliki kelemahan, yaitu bisa meledak karena panas. Panas yang dimaksud tidak hanya berasal dari dalam baterai, tapi juga bisa berasal dari atomizer pada alat itu sendiri.
Vapor menghasilkan uap tebal dengan cara memanaskan e-juice dengan atomizer. Karena itu saat digunakan, suhu udara dari di dalam mod akan naik perlahan-lahan. Beberapa merek electrical (regulated) mod dan pod, biasanya sudah diprogram untuk mati apabila atomizer atau baterai terlalu panas.
Sayangnya fitur ini tidak tersedia pada jenis seperti pen, cigalike, dan mechanical mod. Regulated mod tipe lama pun biasanya belum memiliki fitur ini. Jadi satu-satunya yang bisa memastikan keselamatan saat vaping adalah penggunanya sendiri.
Caranya dengan mematikan mod atau melepas baterai saat panas. Atau jika ingin lebih lama digunakan, Anda juga bisa menurunkan tegangan dan hambatan agar mesin tersebut tidak cepat panas. Untuk mechanical mod, membuat lubang-lubang pada wadah baterai bisa membantu menurunkan suhu.
4. Firing Button Rusak
Sumber: YouTube – Ryan Shaffer
Penyebab rokok elektrik meledak yang berikutnya adalah tombol yang biasa dipencet sebelum menghisap uap vape atau firing button rusak (auto firing). Hal ini tidak hanya bisa terjadi pada mod dengan tombol, tapi juga pod yang menggunakan sensor.
Letak firing button tiap produk berbeda-beda. Untuk regulated biasanya terletak di sisi luar mod, pen dan cigalikes biasanya di bagian tengah, sementara mechanical di bagian bawah mod.
Tiap-tiap vape biasanya memiliki mekanisme untuk mengaktifkan atau mengunci masing-masing. Mekanisme itu dibuat agar alat tidak terpencet saat dibawa dalam kantong atau tas. Tapi, terkadang terjadi kasus kerusakan sehingga firing button terpencet. Atau kasus saat pengguna melakukan firing, tapi tidak bisa berhenti.
Dalam vaping, firing sama dengan membiarkan tegangan listrik mengalir untuk memanaskan atomizer. Firing yang dilakukan terus menerus bisa membuat coil terbakar, bahkan jika parah baterai bisa meledak.
Beberapa regulated vape memiliki kemungkinan meledak yang kecil karena microprocessor akan mematikan alat saat terlalu panas. Tapi, bukan berarti penggunanya aman jika hal ini terjadi, sebab coil masih bisa terbakar terutama jika menggunakan RDA.
Pod mungkin tidak terpencet di kantong seperti lainnya, tapi ada banyak kasus dimana firing terus berlangsung meski sudah tidak disedot. Jika ini terjadi, segera copot pod dari baterai kemudian bersihkan konektor tembaga pada baterai.
5. Korsleting pada Atomizer
Penyebab lainnya yang bisa membuat rokok elektrik atau vape meledak adalah korsleting pada atomizer. Kasus ini biasanya terjadi pada RDA dan RDTA (rebuildable dripping tank atomizer) yang menggunakan dual coil atau lebih, di mana penggunanya salah memasang ujung positif dan negatif pada kawat.
Bagi pengguna regulated mod dan closed system vape, mungkin aman dari bahaya ini. Karena closed system menggunakan setelan dari pabrik yang tidak bisa diubah. Sementara untuk regulated, microprocessor pada mod akan rusak terlebih dahulu jika ada korsleting. Berbeda dengan pengguna mechanical mod, jika terjadi korsleting, coil biasanya akan putus atau langsung terbakar.
Tips agar Rokok Elektrik (Vape) Tidak Meledak
Kini Anda telah mengetahui apa saja penyebab rokok elektrik bisa meledak. Jika masih tertarik ingin mencobanya, jangan buru-buru. Simak dulu beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk menghindari diri dari malapetaka tersebut.
Langkah yang pertama adalah ganti baterai vaporizer Anda secara berkala atau ketika sudah mulai rusak. Idealnya baterai diganti dua hingga tiga bulan sekali, tapi jika performa mulai menurun sebelum waktunya, lebih baik diganti saja. Salah satu indikasi penurunan performa biasanya bisa dirasakan pengguna, misalnya daya lebih cepat habis atau panas.
Langkah kedua adalah perbaiki vape Anda jika ada komponen yang bermasalah. Entah di bagian tombol, sambungan baterai, mur, dan lain-lain. Hal ini dilakukan agar masalah kerusakan seperti firing button yang terkunci atau korsleting tidak terjadi.
Selain kedua langkah di atas, hal lain yang mungkin bisa Anda pertimbangkan adalah pemilihan vaporizer. Tentunya, closed system seperti pod cenderung lebih aman dibanding open system. Jangan lupa juga untuk berhenti jika vapor Anda mulai panas dan jangan menggunakannya saat sedang mengisi daya.
Jika memang ingin menggunakan open system, lebih baik gunakan electrical mod. Tapi jika Anda ingin mencoba mechanical mod, setidaknya milikilah beberapa alat bantu seperti Ohm meter, Ampere meter, dan test pen.
Penyebab Utama Rokok Elektrik (Vape) Meledak adalah Kelalaian Pengguna
Demikian beberapa hal yang dapat menjadi penyebab vape atau rokok elektrik meledak. Semoga dengan membaca tips-tips di atas, Anda yang mau mencoba vaping untuk mengurangi nikotin bisa terhindar dari risiko meledak.
Tapi ledakan karena hal-hal di atas hanya akan terjadi apabila penggunanya lalai dalam vaping. Entah karena tidak teliti saat memasang, memaksakan alat, setting di luar batas aman, atau cuek meski alatnya mengalami kerusakan.
Apakah Anda merasa vaping itu ribet? Memang. Karena itu jika belum mulai vaping dan bukan pecandu rokok, lebih baik Anda tidak mencoba menggunakan alat ini. Namun jika Anda seorang perokok tembakau yang ingin mencoba berhenti atau menggunakan vape sebagai alternatif yang lebih baik, telitilah dalam menggunakan dan merawatnya.