
Pada tahun 2017, produsen vapor Geekvape merilis seri terbarunya yang diberi nama Aegis. Regulated mod ini menjadi vaporizer pertama yang memiliki fitur waterproof. Tidak hanya itu, Geekvape Aegis juga diklaim sebagai mod yang kuat dan anti pecah. Lalu apakah mod vape ini tidak memiliki kekurangan? Simak ulasannya di sini!
Aegis merupakan produk regulated (electrical) mod yang dirilis oleh Geekvape pada tahun 2017. Merek ini diklaim sebagai mod yang tahan banting, anti air, dan anti debu. Sebab, berbeda dengan mod merek lain yang bodynya hanya menggunakan zinc-almunium, body Aegis dilengkapi LSR (light silicone rubber).
Dengan adanya fitur-fitur tersebut, Aegis dibanderol dengan harga yang relatif lebih mahal dari jenis dan merek mod lain. Bahkan, harganya hampir dua kali lipat Blade, regulated mod keluaran Geekvape lainnya.
Geekvape Aegis biasanya lebih diminati oleh orang-orang yang sudah lama melakukan vaping. Meski begitu, mod ini sebenarnya cocok bagi pemula yang baru ingin mencoba regulated mod karena mudah dicuci.
Tertarik membeli vaporizer yang satu ini? Jangan buru-buru. Meski dari luar Aegis nyaris tidak bisa rusak, tapi bukan berarti alat ini tidak memiliki kelemahan. Simak dulu info lengkap, jenis, dan masalah apa saja yang kerap terjadi pada Aegis.
Apa itu Geekvape Aegis Mod
Sumber: Instagram – epicmousie.vapes
Seperti yang sudah dijelaskan tadi, Geekvape Aegis merupakan rokok elektrik jenis regulated atau electrical mod. Jika Anda masih bingung apa itu regulated mod, regulated maksudnya batas tegangan, hambatan, dan suhu pada vaporizer sudah diatur dari pabrik. Jadi, Anda hanya bisa menaikan atau menurunkan settingan tadi selama masih memungkinkan.
Selain itu karena regulated atau electrical vape merupakan open system, Anda bisa mengganti komponen-komponennya. Mulai dari rebuildable atomizer, baterai, atau mouthpiecenya. Jadi jika tidak suka dengan atomizer bawaan starter kit, Anda bisa menggantinya dengan atomizer lain.
Karena menggunakan rebuildable atomizer, Anda juga bisa melakukan modifikasi pada coil. Memiliki mod ini bisa menjadi keuntungan jika Anda suka coiling sendiri, sebab tidak perlu membeli Ohm meter. Aegis dilengkapi dengan indikator yang cukup komplit, dari voltase, arus, daya, kondisi baterai, hingga hambatan listrik terpampang di sana.
Satu hal lagi yang membedakan regulated mod dengan jenis vape lain adalah adanya microchip atau microprocessor. Inilah komponen yang berfungsi untuk mengatur settingan vape. Pada Aegis, microprocessor bisa mematikan alat apabila terlalu panas (overheat) atau ada korslet sehingga kemungkinan meledak kecil.
Tahan banting, anti air, bebas menentukan setting, dan risiko vape meledak kecil, lantas apa kekurangan Aegis dibanding jenis vape lain? Seperti alat vaping dengan rebuildable atomizer lainnya, perawatan tiap komponennya lebih repot.
Jika dibandingkan dengan vape pen yang coil-nya bertahan hingga beberapa bulan, mengganti coil pada vape ini bisa dilakukan seminggu sekali, bahkan tiga hari sekali jika pemakaiannya intens. Selain coil, baterai juga harus diganti secara berkala.
Jenis-Jenis Geekvape Aegis
1. Geekvape Aegis
Sumber: Geekvape
Geekvape Aegis merupakan mod dengan sistem single battery yang dirilis pertama kali pada 2017. Versi standar ini dijual terpisah atau satu paket dengan RTA (rebuildable tank atomizer) merek Sub Ohm seri Aero Mesh.
Vaporizer ini mampu menghasilkan daya dari 5 watt hingga 100 watt. Baterai yang cocok masuk ke modnya berukuran 20700, tapi disediakan juga adaptor untuk baterai ukuran 18650.
Ukuran alat ini cukup besar untuk mod single battery. Panjang Aegis adalah 46,8 mm, tinggi 88 mm, dan lebarnya 37,8 mm. Sementara RTA starter kit-nya berdiameter 25 mm dengan diameter mouthpiece 16,5 mm dan kapasitas e-liquid maksimal 5 ml.
2. Geekvape Aegis Legend
Sumber: Instagram – ndngrl38
Legend merupakan mod seri Aegis dengan sistem dual battery yang dirilis oleh Geekvape. Anda bisa menemukan Legend dijual terpisah atau satu paket dengan RTA Sub Ohm seri Aero Mesh seperti versi standar.
Meski box-nya dua baterai, rangkaian pada mod ini menggunakan sistem parallel. Rangkaian tersebut membuat mod dapat menyala meski menggunakan satu baterai saja. Saat menggunakan dua baterai, daya output maksimal Geekvape Aegis bisa mencapai 200 watt.
Pada mode satu baterai, microprocessor akan memprogram dan menyesuaikan batas tegangan dan daya maksimal. Indikator baterainya pun terpisah, menjadi baterai sebelah kanan dan kiri. Jadi ketika salah satu habis duluan, cukup matikan mod lalu lepas baterai yang mati dan nyalakan kembali.
Selain itu, alat ini juga memiliki fitur fast and even charging, hanya butuh 30 menit untuk mengisi 80% daya baterai. Baterai yang bisa digunakan untuk alat ini adalah lithium ion ukuran 18650.
Aegis Legend memiliki ukuran yang relatif ramping untuk mod dua baterai. Panjang alat ini hanya 58,5 mm, sementara tingginya 90,5 mm dan lebarnya 30,6 mm.
3. Geekvape Aegis Mini
Sumber: Geekvape
Meski memiliki mod dengan sistem satu baterai, Geekvape tetap merilis versi kecil Aegis yang dinamakan Mini. Mini dijual terpisah atau sepaket seperti dua jenis sebelumnya, bedanya RTA yang disertakan adalah Sub Ohm Cerberus.
Karena Mini merupakan versi kecil, daya maksimal yang mampu dikeluarkan tidak sebesar Legend atau versi standar. Daya output alat ini berkisar dari 5 watt hingga 80 watt.
Sama dengan versi Legend, Mini juga dilengkapi fitur fast charging. Sehingga baterai dapat terisi 80% hanya dalam waktu 30 menit saja. Untuk baterainya, Mini menggunakan lithium ion ukuran 18650.
Ukuran lebar Aegis Mini sama dengan Legend, tapi tinggi dan panjangnya berbeda. Tinggi mod ini sekitar 78 mm dan panjangnya sekitar 30 mm. Sementara RTA starter kit-nya berdiameter 27 mm dengan diameter mouthpiece 18 mm dan kapasitas tangki maksimal 5,5 ml.
4. Geekvape Aegis Solo
Sumber: Geekvape
Solo merupakan inovasi dari Aegis versi standar yang sudah tidak lagi dipasarkan Geekvape. Produk ini diluncurkan sebagai pengganti versi standar pertama kali pada akhir 2018. Seperti Mini, Solo dijual terpisah atau sepaket dengan RTA Sub Ohm Cerberus.
Sama seperti versi standarnya, Aegis Solo mampu menghasilkan daya hingga 100 watt. Bedanya, tipe yang satu ini hanya bisa menggunakan baterai lithium ion yang berukuran 18650. Selain itu, versi ini juga dilengkapi dengan fitur fast charging.
Karena ukuran baterainya lebih kecil dari standar, ukuran modnya pun lebih ramping. Solo memiliki tinggi sekitar 86,4 mm, panjang 41,2 mm, dan lebar 31 mm.
Cara Menggunakan
Sumber: Instagram – blazingguitar23
Sebelum menggunakan rokok elektrik apa pun, ada dua hal yang harus selalu dicek. Pertama, pastikan baterainya cukup agar vaporizer dapat menyala. Lalu, pastikan e-liquid pada atomizer cukup. Karena jika tidak, Anda akan merasakan dry hit yang menyiksa tenggorokan.
Setelah mengecek kedua hal tadi, nyalakan Geekvape Aegis dengan menekan tombol firing sebanyak lima kali. Setelah itu, tunggu loadingnya sebentar hingga pada layar terlihat indikator tegangan, hambatan, dan baterai tersisa.
Jika sudah, tekan tombol firing kemudian hisap uap vape, lepas tombol saat selesai menghisap. Respon firing Aegis cukup cepat, bila Anda tidak nyaman, sesuaikan tegangan atau daya output-nya. Caranya, pencet tombol yang ada di bawah indikator.
Jika Anda menyukai rasa e-liquid yang lebih kuat, cobalah ganti RTA dengan RDA (rebuildable dripping atomizer). Atomizer jenis tersebut memang tidak bisa menampung banyak e-juice, tapi rasa yang dihasilkan lebih kuat dibanding dengan RTA.
Jangan lupa selalu matikan Aegis setiap kali Anda akan menaruhnya di kantong atau tas agar tidak terpencet. Bila Anda lalai bisa berakibat fatal, dari atomizer vape terbakar hingga baterai meledak. Anda bisa juga melepas baterai dari modnya jika vape hendak dibawa dalam tas untuk perjalanan jauh.
Untuk yang menggunakan Geekvape Aegis Legend, Anda bisa mengganti coilnya dengan clapton. Clapton adalah kawat coil yang berasal dari kawat-kawat tipis yang diuntai menjadi satu, sehingga hambatannya lebih tinggi dan memberi penguapan maksimal.
Hanya saja saat melakukannya, gunakan mode dua baterai agar tidak cepat panas dan dayanya cukup. Untuk Aegis dengan sistem satu baterai, sebaiknya gunakan coil dari kawat kanthal atau nikel biasa.
Masalah yang Lazim Terjadi pada Geekvape Aegis
Tahan meski dijatuhkan hingga satu meter dan dibawa berenang, bukan berarti vapor yang satu ini tidak memiliki masalah. Beberapa hal yang akan dijelaskan ini merupakan masalah yang sering terjadi pada Aegis.
1. Layar Indikator Mati
Masalah yang pertama ini biasa muncul setelah satu atau dua tahun pemakaian alat. Normalnya, saat aktif layar indikator akan selalu menyala dan menunjukkan angka-angkanya. Layar tersebut hanya akan mati saat alat dimatikan.
Tapi banyak kasus di mana layar indikatornya mati saat tidak digunakan. Layar tersebut akan kembali menyala saat Anda memencet tombol firing. Seakan Anda mendapat mode sleep, padahal tidak ada hal seperti itu pada Aegis.
Masalah ini sebenarnya tidak mengganggu fungsi vaping. Tapi apabila ini terjadi pada barang milik Anda dan ingin memperbaikinya, bawalah alat ini ke tukang servis vape. Atau jika Anda memiliki kemampuan dan pengetahuan tentang rangkaian listrik, cobalah benahi sendiri.
2. Baterai Tidak Terdeteksi
Sumber: YouTube – Ramm Vapes
Masalah kedua adalah mod yang tidak mau menyala karena baterai tidak terdeteksi atau tidak ada aliran listrik ke microchip. Jadi jangankan firing dan vaping, menyalakan mod saja tidak akan bisa. Dari keempat versi Geekvape Aegis, satu-satunya yang sering mengalami problema ini adalah Legend.
Sama seperti masalah pertama, baterai yang tidak terdeteksi ini biasanya terjadi setelah satu atau dua tahun pemakaian. Biasanya, ini disebabkan karena lempengan tembaga pada tutup tidak bisa menyentuh kutub baterai.
Jika ini terjadi, cobalah gunakan obeng minus kecil untuk mencongkel lempengan tersebut pelan-pelan. Setelah itu, ganti dengan lempengan tembaga yang baru. Anda bisa juga menyelipkan kertas di antara lempeng dan tutup mod.
Kalau cara tadi masih belum berhasil, cobalah periksakan ke tukang servis vapor. Mungkin saja, microprocessor pada mod yang bermasalah.
3. Coil Tidak Terdeteksi
Masalah ini sebenarnya sering terjadi pada jenis regulated mod merek lain, tidak hanya Geekvape Aegis. Saat mod dinyalakan dan muncul notifikasi seperti ini, Anda tidak akan bisa melakukan firing.
Untuk mengatasinya, pertama-tama cek dulu pemasangan coil. Perhatikan sambungan apakah sudah benar-benar terhubung, terutama pada atomizernya sistem dual coil, pastikan keempat ujung kawat tidak salah pasang.
Apabila coil tidak ada masalah, coba lepas atomizer dan perhatikan connector. Mungkin saja sambungan antar kedua komponen tersebut kotor, biasanya karena e-juice sering tumpah saat pengisian.
Jika masih tidak bisa juga, cobalah cek kondisi lempengan pada connector. Caranya adalah dengan menggunakan atomizer lain, kalau berhasil kemungkinan RDA atau RTA Anda yang bermasalah. Bila masih tidak menyala, bawalah ke tukang servis untuk mengganti connector-nya.
Gunakan Mod Sesuai Kebutuhan Anda
Kini Anda sudah tahu info tentang Geekvape Aegis, mulai dari spesifikasi, kelebihan, serta masalah yang sering muncul dan cara mengatasinya. Apakah Anda tertarik untuk mencoba vaping dengan alat ini?
Jika Anda baru memulai vaping, sebaiknya pikirkan dulu baik-baik sebelum membeli Aegis. Pasalnya, harga vaporizer ini terhitung mahal dibanding dengan regulated mod merek lainnya. Jadi sayang kalau nantinya alat ini rusak karena Anda belum terbiasa merawat vape.
Cobalah vaporizer lain yang lebih mudah dirawat seperti vape pen atau pod. Jika sudah terbiasa, baru Anda beralih menggunakan alat yang lebih mahal.
Namun bila Anda awalnya bukan seorang perokok, sebaiknya tidak perlu mencoba alat ini. Memang, vape terbukti lebih sehat dari rokok tembakau, kadar nikotinnya pun bisa Anda atur. Tapi vaping tetap meninggalkan residu di paru-paru.