
Lepas dari pengaruh nikotin bukanlah perkara mudah, tapi juga tidak mustahil untuk dilakukan. Anda dapat menggunakan obat dan terapi pengganti nikotin untuk membantu menaikkan tingkat kesuksesan berhenti merokok. Apa saja? Simak ulasan lengkapnya di artikel ini.
Tidak semua perokok berhasil melewati proses penghentian konsumsi nikotin. Maka dari itu, obat dan terapi pengganti nikotin diciptakan agar keinginan untuk berhenti merokok dapat lebih mudah terwujud.
Sifat adiktif yang dimiliki oleh nikotin menjadi penyebab utama kenapa para perokok susah lepas dari zat kimia ini. Selain itu, gejala-gejala sakau akibat berhenti merokok seperti tidak tenang, mudah marah, dan susah tidur mendorong orang-orang untuk kembali mengonsumsi zat adiktif yang berasal dari tembakau ini.
Obat dan terapi pengganti nikotin tidak hanya berfungsi untuk menghilangkan rasa ketergantungan terhadap rokok, melainkan juga mengurangi gejala-gejala tersebut. Dengan begitu, proses berhenti merokok bisa lebih mudah untuk dijalani.
Lantas, apa saja obat dan terapi yang digunakan untuk berhenti merokok? Tanpa banyak basa-basi, Anda dapat menyimak informasi lengkapnya di bawah ini!
- Sifat Adiktif Nikotin pada Rokok
- Bagaimana Obat & Terapi Pengganti Nikotin Bekerja?
- Cara Mendapatkan Hasil Maksimal
- Apakah Perlu Resep Dokter?
- Risiko Overdosis & Kemungkinan Efek Samping
- Macam-Macam Obat & Terapi Pengganti Nikotin
- Pertimbangkan Obat & Terapi Pengganti Nikotin untuk Membantu Anda Berhenti Merokok
Sifat Adiktif Nikotin pada Rokok
Nikotin adalah senyawa kimia organik yang dapat ditemukan dalam bahan baku rokok. Zat ini berperan sebagai stimulan yang dapat merilekskan saraf serta membuat pikiran menjadi lebih tenang dan fokus.
Sayang, nikotin memiliki sifat adiktif sehingga konsumsinya perlu dijaga. Jika tidak, dosis nikotin yang terlalu banyak dalam tubuh dapat menyebabkan ketergantungan.
Nikotin memicu lepasnya hormon dopamin yang dapat memberikan perasaan senang dan nyaman. Hormon ini kemudian mendorong otak untuk terus mengulangi hal yang sama, yakni dengan mengonsumsi rokok sehingga menimbulkan kecanduan.
Bagaimana Obat & Terapi Pengganti Nikotin Bekerja?
Untuk berhenti merokok, biasanya para pakar kesehatan menyarankan beberapa pilihan bantuan. Dua di antaranya adalah dengan mengonsumsi obat non nikotin, seperti bupropion serta varenicline, dan melakukan terapi pengganti nikotin.
Cara kerja bupropion dan varenicline mirip seperti nikotin, yaitu dengan memicu rilisnya dopamin yang memberikan efek kenikmatan seperti merokok. Berdasarkan studi dari Archives of General Psychiatry tahun 2011, bupropion dan varenicline juga akan mengubah cara otak bereaksi ketika merokok.
Jika dalam sistem tubuh Anda terdapat kandungan salah satu dari kedua obat ini, maka aktivitas merokok tidak akan memberikan kenikmatan seperti biasanya. Hal inilah yang memengaruhi berkurangnya keinginan untuk merokok.
Sementara itu, terapi pengganti nikotin dalam dunia kesehatan populer dengan sebutan nicotine replacement therapy (NRT). NRT memberikan nikotin dalam bentuk koyo, permen karet, lozenge, inhaler, dan semprotan (nasal spray) dengan dosis tertentu.
Produk-produk dari NRT memiliki dosis nikotin yang lebih rendah daripada jenis-jenis rokok konvensional yang beredar di pasaran. Dalam penggunaannya, pemberian nikotin akan dikurangi secara bertahap seiring berjalannya waktu sampai batas yang diperbolehkan. Hal tersebut dilakukan untuk mengurangi ngidam sekaligus mengakhiri ketergantungan Anda pada zat adiktif ini.
Karena dikonsumi tanpa melalui pembakaran, penggunaan obat dan alat NRT tidak menghasilkan zat-zat kimia beracun seperti yang Anda temukan dalam rokok konvensional. Maka dari itu, konsumsi NRT yang masih sesuai anjuran dokter kemungkinan tidak menyebabkan efek samping yang terlalu serius.
Banyak orang yang mencoba berhenti merokok tanpa menggunakan NRT, tapi sebagian besar tidak berhasil. Berdasarkan keterangan Dr. Hays dari Mayo Clinic, hasil penelitian-penelitian yang dilakukan selama kurang lebih 25 tahun menunjukkan kalau dari 100 orang yang mencoba merokok tanpa bantuan obat, terapi, ataupun konseling, hanya 5% yang berhasil dan sisanya gagal.
Penggunaan bupropion dan varenicline dapat digunakan bersamaan dengan NRT. Selain itu, kedua metode ini juga bisa digabungkan dengan terapi alternatif agar peluang semakin besar untuk lepas dari pengaruh nikotin.
Baca juga: Benarkah Rokok Memiliki Manfaat bagi Kesehatan?
Cara Mendapatkan Hasil Maksimal
Obat dan terapi pengganti nikotin hanya membantu mengurangi ketergantungan zat kimia ini secara fisik. Terapi ini tidak ditujukan sebagai satu-satunya cara agar dapat berhenti merokok.
Untuk persoalan psikologi, termasuk mental dan emosi, direkomendasikan supaya mengikuti program konseling berhenti merokok. Anda dapat bergabung dalam program ini bersamaan dengan penggunaan obat atau NRT selama beberapa bulan.
Untuk mendapatkan hasil yang maksimal, konsumsi obat bupropion dan varenicline sebaiknya dilakukan 1–2 minggu sebelum memulai program berhenti merokok. Kedua obat ini juga perlu diminum secara rutin sesuai jadwal yang telah diresepkan oleh dokter.
Sementara itu, waktu terbaik untuk memulai NRT adalah saat Anda pertama kali berhenti merokok. Anda dapat memilih salah satu dari sekian pilihan dalam terapi ini sesuai dengan kebutuhan.
Jika salah satu produk NRT tidak mampu mengurangi keinginan Anda untuk berhenti merokok, kemungkinan terapi kombinasi akan disarankan kepada Anda. Terapi kombinasi meliputi pemakaian dua produk nikotin, contohnya adalah penggunaan koyo dengan lozenge secara bersamaan. Akan tetapi, terapi ini biasanya harus dikonsultasikan lebih dahulu dengan dokter.
Siapa Saja yang Tidak Boleh Menggunakan Obat & Terapi Pengganti Nikotin?
Penggunaan obat berhenti merokok dan terapi pengganti nikotin (NRT) telah diklasifikasikan aman untuk orang dewasa, kecuali ibu hamil. Hal ini berdasarkan pernyataan dari the U.S. Agency for Healthcare Research and Quality.
Untuk ibu hamil, nikotin tidak aman dikonsumsi dalam jumlah berapa pun. Penyebabnya, zat adiktif ini dapat melintasi plasenta dan juga masuk dalam kandungan ASI jika ibunya adalah perokok aktif ataupun pasif.
Selain itu, penggunaan NRT selama kehamilan juga berbahaya. Eksposur nikotin semasa hamil dapat mengakibatkan bayi yang dilahirkan menderita ketidakmampuan belajar (learning disabilities) dan Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD). Bahkan, si anak kemungkinan akan memiliki risiko kecanduan nikotin yang tinggi di masa depan.
Sementara itu, untuk anak-anak di bawah usia 18 tahun yang telah kecanduan nikotin perlu dikonsultasikan dengan dokter jika ingin mengikuti program NRT. U.S. Food and Drugs Administration (FDA) sendiri mengungkapkan bahwa eksposur nikotin dalam rentang usia 10–25 tahun dapat menyebabkan kerusakan otak dan kemampuan kognitif yang sulit disembuhkan.
Selain itu, FDA juga belum mengizinkan penggunaan NRT bagi orang-orang yang masih merokok. Kandungan nikotin berlebih dari menghisap rokok dan menggunakan produk NRT ditakutkan akan mengakibatkan overdosis yang berbahaya bagi kesehatan.
Apakah Perlu Resep Dokter?
Bupropion dan varenicline sebagai obat berhenti merokok telah banyak beredar di apotik. Meskipun begitu, pembelian kedua obat ini perlu menggunakan resep dokter agar dosisnya tetap terjaga dan sesuai dengan kebutuhan Anda.
Penggunaan nicotine replacement therapy (NRT), kecuali nicotine inhaler dan nicotine nasal spray, dapat dilakukan tanpa resep dokter dengan dosis yang kecil. Meskipun begitu, jangka waktu konsumsinya tidak boleh melebihi 12 minggu.
Baca juga: Sejarah Rokok di Dunia dan Asal Usul Masuknya ke Indonesia
Risiko Overdosis & Kemungkinan Efek Samping
Penggunaan obat non nikotin dan nicotine replacement theory (NRT) untuk berhenti merokok dapat mengakibatkan efek samping bagi tubuh. Mulai dari yang tidak begitu serius, sampai yang harus segera ditangani oleh dokter.
Dampak konsumsi bupropion dan varenicline berbeda-beda tergantung pada tiap individu. Kebanyakan yang muncul adalah reaksi alergi, cemas, dan insomnia yang nantinya lama-kelamaan akan menghilang ketika tubuh sudah beradaptasi dengan kedua obat ini.
Sementara itu, kandungan nikotin dalam NRT kemungkinan dapat menyebabkan overdosis walaupun hal itu sangat jarang terjadi. Untuk menghindarinya, usahakan agar tidak mengonsumsi NRT melebihi dosis yang telah disarankan oleh dokter.
Efek samping lainnya dari penggunaan NRT adalah munculnya gejala iritasi pada area tertentu, seperti kulit, tenggorokan, dan hidung. Selain itu, dampak umum lainnya akibat mengonsumsi nikotin ialah meningkatnya detak jantung, sakit kepala, dan gelisah.
Macam-Macam Obat & Terapi Pengganti Nikotin
1. Bupropion
Bupropion adalah obat yang diresepkan oleh dokter dan termasuk dalam jenis antidepresi. Obat berhenti merokok yang ada di apotik ini memengaruhi neurotransmitter yang merupakan senyawa kimia dalam otak. Neurotransmitter berfungsi untuk mengirimkan pesan dari satu saraf ke saraf lain.
Bupropion bekerja sebagai obat berhenti merokok dengan cara merilis dopamin, hormon yang awalnya dipengaruhi oleh nikotin. Sehingga, otak tidak perlu lagi mencari zat adiktif ini demi merasakan kenikmatan yang sama seperti merokok. Selain itu, obat ini juga dapat mengurangi gejala-gejala yang ditimbulkan sakau nikotin, seperti cemas, pusing, sulit konsentrasi, dan sebagainya.
Untuk mendapatkan dosis bupropion yang efektif dalam darah, dibutuhkan waktu kira-kira 5–7 hari. Anda direkomendasikan untuk meminum obat ini satu hingga dua minggu sebelum berhenti merokok.
Konsumsi bupropion disesuaikan dengan resep dokter dan lama penggunaannya biasanya memakan waktu 12 minggu. Obat ini tidak disarankan kepada orang-orang yang menderita epilepsi (kejang terus-menerus) dan gangguan makan (eating disorder).
Selain itu, Anda perlu tahu kalau konsumsi bupropion bisa saja mengakibatkan efek samping terhadap kesehatan mental dan psikis. Jika Anda mengalami perubahan emosi dan perilaku yang drastis, segera hubungi dokter.
Baca juga: Mengenal Shisha si Rokok Arab dan Persebarannya di Indonesia
2. Varenicline
Varenicline adalah salah satu obat berhenti merokok yang dapat Anda temukan di apotik. Obat ini menghalangi reseptor nikotin yang ada pada otak, sehingga dapat mengurangi efek kenikmatan dari merokok.
Konsumsi varenicline dilakukan selama 12 minggu dan disertasi dengan resep dokter. Pemberian obat ini paling efektif dilakukan satu sampai dua minggu sebelum Anda benar-benar berhenti merokok.
Menurut penelitian yang dirilis pada tahun 2016 oleh Bin Jiang dan kawan-kawan, penggunaan obat varenicline dinilai sangat efektif di Tiongkok untuk berhenti merokok. Bahkan hasilnya juga lebih baik dibandingkan dengan yang hanya mengikuti konseling.
Sayang, penggunaan varenicline tidak diperbolehkan untuk orang-orang yang ginjalnya mengalami gangguan. Selain itu, jika ada perubahan emosi dan perilaku akibat meminum obat ini, Anda disarankan untuk segera menghubungi dokter dan berhenti mengonsumsi varenicline.
3. Koyo Nikotin
Sumber: Wikimedia Commons
Penggunaan koyo nikotin menjadi salah satu cara terapi pengganti nikotin (NRT). Kandungan nikotin dalam koyo ini dilepaskan dalam dosis tertentu ke dalam aliran darah melalui kulit.
Umumnya, ada dua jenis koyo yang banyak beredar di pasaran. Yang pertama adalah penggunaan untuk 16 jam dengan kandungan nikotin sebesar 10 mg, 15 mg, dan 25 mg. Sementara yang kedua adalah koyo dengan penggunaan 24 jam yang kandungan nikotinnya mulai dari 7 mg, 14 mg, sampai 21 mg.
Penggunaan koyo tergantung pada ukuran tubuh dan berapa banyak rokok yang Anda konsumsi setiap hari. Kebanyakan perokok aktif disarankan mengunakan koyo dengan dosis nikotin 15–22 mg setiap hari dalam empat minggu pertama. Setelah itu, dosisnya diganti dengan 5–14 mg untuk empat minggu selanjutnya.
Koyo nikotin ditempelkan pada pagi hari di area kulit yang tidak terlalu banyak rambut. Biasanya, koyo ini dipasang di daerah bawah leher serta atas pinggang dan diganti setiap hari.
Karena kandungan nikotin tidak selalu dapat memenuhi rasa kecanduan, koyo dapat digunakan bersamaan dengan alat NRT lainnya. Meskipun begitu, penggunaan koyo ini tidak disarankan kepada orang-orang yang menderita kondisi kulit tertentu, seperti eksim dan psoriaris.
Baca juga: Merk-Merk Vape yang Beredar di Indonesia
4. Permen Karet Nikotin
Produk NRT lainnya yang banyak dikonsumsi oleh orang-orang yang ingin berhenti merokok adalah permen karet nikotin. Biasanya, permen karet ini mengandung dosis nikotin sebanyak 2 mg dan 4 mg.
Untuk mengeluarkan kandungan nikotin, permen karet digigit sampai menimbulkan sensasi spicy. Setelah itu, taruh permen karet di antara gusi dan pipi dalam mulut.
Setelah sensasi spicy-nya memudar, gigit lagi untuk mengeluarkan nikotinnya kembali. Ulangi aktivitas tersebut selama 20–30 menit atau hingga nikotinnya habis. Karena makanan dan minuman dapat memengaruhi penyerapan zat adiktif ini, disarankan supaya tidak makan dan minum setidaknya 15 menit sebelum dan selama mengunyah permen karet.
Dalam sehari, hanya diperbolehkan mengonsumsi permen karet nikotin sebanyak 24 buah. Biasanya, terapi ini direkomendasikan selama 6 sampai 12 minggu, dengan waktu maksimal 6 bulan. Menginjak 3 bulan, konsumsi permen karet akan dikurangi sampai benar-benar lepas dari ketergantungan.
Sakit rahang dan perut menjadi efek samping yang paling sering muncul dari terapi pengganti nikotin ini. Penyebabnya adalah gerakan mengunyah yang terlalu cepat dan menelan permen karet hingga masuk dalam saluran pencernaan.
Terapi permen karet nikotin tidak disarankan kepada orang-orang yang sedang dalam perawatan gigi. Pasalnya, permen karet yang lengket dapat menempel pada peralatan yang dipasang pada gigi dan merusaknya.
Selain itu, Anda juga tidak boleh mengonsumsi lebih dari satu permen karet dalam satu kunyahan dan memakannya tanpa ada selang waktu. Mengunyah permen karet nikotin secara terus-menerus dapat menyebabkan cegukan, mulas, mual, dan efek samping lainnya.
Baca juga: Beberapa Penyebab Rokok Elektrik (Vape) Meledak dan Cara Menyiasatinya
5. Nicotine Lozenge
Nicotine lozenge adalah obat pengganti nikotin berukuran tablet. Dosis nikotin dalam setiap tablet berjumlah 2 mg atau 4 mg. Obat ini dapat digunakan bersamaan dengan koyo nikotin ataupun obat berhenti merokok lainnya yang dapat ditemukan di apotik.
Pemilihan dosis didasarkan pada seberapa cepat keinginan merokok Anda muncul setelah bangun tidur. Jika sampai 30 menit setelah bangun tidur Anda sudah merokok, maka pilihannya adalah dosis 4 mg. Jika lebih dari setengah jam baru merokok, Anda disarankan mengonsumsi lozenge dengan dosis 2 mg.
Konsumsi lozenge yang disarankan oleh pakar kesehatan adalah 1 tablet setiap 1–2 jam selama 6 minggu ketika keinginan untuk merokok muncul. Selanjutnya, 2–4 jam sekali menginjak minggu ke-7 hingga ke-9 dan 4–8 jam sekali pada minggu ke-10 sampai ke-12.
Saat dikonsumsi, lozenge diletakkan di antara pipi bagian dalam dan gusi lalu dibiarkan hingga 1–2 menit. Tablet kemudian dipindah dari mulut sisi kiri ke kanan berulang-ulang sampai obatnya habis terurai dalam 20–30 menit.
Lozenge hanya boleh dikonsumsi maksimal 5 butir dalam 6 jam atau 20 tablet dalam sehari dan tidak boleh ditelan hingga masuk sistem pencernaan. Jika Anda merasa masih membutuhkan lozenge setelah 12 minggu, Anda perlu berkonsultasi dengan dokter.
6. Nicotine Inhaler
Sumber: drugline
Nicotine inhaler adalah inhaler berbentuk kotak menyerupai rokok elektrik yang berisi cartridge mengandung nikotin. Alat ini mengantarkan uap (vapor) nikotin ke dalam bagian mulut yang kemudian diserap melalui aliran darah.
Penggunaan nicotine inhaler adalah dengan cara dihisap layaknya memakai e-cigarette. Namun, uap dari zat adiktif ini ditahan beberapa detik dalam mulut baru kemudian dihembuskan. Vapor tidak boleh dihirup hingga masuk ke dalam paru-paru.
Jumlah cartridge yang boleh dikonsumsi dalam sehari adalah antara 4–20 buah. Terapi yang berlangsung setidaknya 12 minggu ini tidak disarankan untuk pengguna yang menderita asma.
7. Nicotine Nasal Spray
Nicotine nasal spray merupakan alat terapi pengganti nikotin yang digunakan dengan cara disemprot. Alat semprot ini dapat mengantarkan nikotin dengan cepat ke dalam aliran darah karena diserap melalui hidung.
Secara umum, penggunaan semprotan nikotin dilakukan 1–2 kali tiap jam. Setiap treatment terdiri dari 2 kali semprotan, satu untuk setiap lubang hidung. Maksimal penggunaannya adalah 40 dosis (80 semprotan) setiap hari.
Rekomendasi lama penggunaan semprotan nikotin oleh FDA adalah 3 bulan dan bisa diteruskan hingga 6 bulan jika Anda benar-benar membutuhkannya. Penggunaan alat ini juga perlu dikonsultasikan dengan dokter karena jika dosisnya tidak tepat, Anda bisa saja mengalami sakau atau malah overdosis nikotin.
Nicotine nasal spray tidak dianjurkan untuk pengguna yang menderita gangguan pernapasan, seperti asma, masalah sinus, dan polip hidung. Jika Anda adalah salah satunya, lebih baik mencoba terapi pengganti nikotin lainnya yang tidak berhubungan dengan saluran pernapasan, seperti koyo, permen karet, dan lozenge.
Baca juga: Fase & Efek Berhenti Merokok yang Terjadi pada Tubuh
Pertimbangkan Obat & Terapi Pengganti Nikotin untuk Membantu Anda Berhenti Merokok
Demikian penjelasan obat dan terapi pengganti nikotin yang telah kami rangkum. Jika berniat untuk lepas dari pengaruh zat adiktif ini, Anda dapat memilih salah satu di antara pilihan-pilihan di atas atau mengombinasikan beberapa di antaranya.
Anda perlu mempertimbangkan obat dan terapi mana yang sekiranya sesuai dengan kebutuhan Anda. Jika belum yakin, jangan malu untuk berkonsultasi dengan dokter kepercayaan Anda. Semoga keinginan Anda untuk dapat berhenti merokok dapat terwujud dan bukan menjadi harapan yang sia-sia.