
Berhenti merokok adalah sebuah perjalanan panjang yang harus dilalui perokok aktif jika ingin lepas dari candu nikotin. Selama melalui fase tersebut, efek berhenti merokok yang dirasakan tubuh tidak hanya positif, tapi juga negatif. Apa saja? Simak ulasan lengkapnya di artikel ini.
Pembahasan mengenai fase dan efek berhenti merokok total perlu disimak baik-baik oleh para perokok yang berniat menghentikan konsumsi tembakau. Pasalnya, ulasan semacam ini dapat membantu mempersiapkan diri supaya tidak kaget dengan perubahan-perubahan yang terjadi.
Tubuh yang telah bertahun-tahun mengonsumsi nikotin akan mengalami perubahan ketika zat adiktif ini tidak lagi dikonsumsi. Perubahan ini merupakan cara adaptasi tubuh agar dapat kembali menjadi normal.
Perubahan yang terjadi tidak hanya muncul secara psikis, tapi juga psikologis. Dengan mengetahui dampak-dampak akibat penghentian nikotin, Anda jadi tahu langkah apa saja yang perlu diambil untuk mengatasinya.
Lantas, apa saja fase dan efek berhenti merokok, baik positif dan negatif, yang muncul pada tubuh? Tanpa banyak basa-basi lagi, silakan Anda simak ulasan lengkapnya di bawah ini!
Fase Orang Berhenti Merokok
1. Setelah 20 Menit
Efek berhenti merokok sudah dapat dirasakan pada 20 menit awal ketika konsumsi nikotin dihentikan. Tekanan darah dan denyut nadi Anda kembali menuju level normal.
Selain itu, serat dalam tabung bronkial yang sebelumnya tidak dapat bergerak dengan baik karena selalu terpapar asap rokok akan bergerak kembali. Pergerakan serat ini dapat mengeluarkan bakteri dan racun keluar dari paru-paru sehingga mengurangi risiko infeksi pernapasan.
2. Dalam 8–12 Jam
Ketika menghirup asap rokok, paru-paru Anda juga ikut menyerap senyawa karbon monoksida yang beracun. Senyawa ini dapat menghalangi oksigen untuk masuk ke dalam paru-paru dan darah sehingga menyebabkan detak jantung meningkat dan napas tersengal-sengal. Dalam waktu 8–12 jam setelah berhenti merokok, terjadi peningkatan kadar oksigen bersamaan dengan berkurangnya karbon monoksida dalam darah.
3. Jangka Waktu 24 Jam
Dua puluh empat jam setelah konsumsi nikotin dihentikan, risiko terkena serangan jantung akan berkurang. Hal ini disebabkan berkurangnya penyempitan pembuluh darah serta bertambahnya kandungan oksigen yang dibawa ke jantung dan seluruh tubuh.
Kandungan nikotin yang ada dalam darah Anda juga mulai menurun walaupun belum semuanya keluar dari tubuh. Selain itu, Anda mungkin akan terserang gejala flu yang menandakan bahwa paru-paru sedang berada dalam masa pemulihan.
4. Kurun Waktu 2–3 hari
Setelah 2–3 hari, orang yang telah berhenti merokok akan melalui fase di mana fungsi indera penciuman dan perasa mengalami pemulihan. Pasalnya, saraf-saraf ini awalnya mengalami kerusakan karena terus-terusan terpapar asap rokok.
Selain itu, kandungan nikotin dalam tubuh menghilang setelah tiga hari tidak mengonsumsi sigaret. Saat dalam masa adaptasi ini, Anda akan mengalami beberapa efek sakau nikotin, seperti emosi yang tidak stabil, sakit kepala, dan ngidam nikotin.
5. Jangka Waktu 1 Minggu
Seminggu setelah lepas dari rokok menjadi momen terpenting karena masa ini dapat memengaruhi keberhasilan usaha Anda untuk berhenti merokok ke depannya. Pasalnya, banyak perokok aktif yang mengalami relapse atau mengonsumsi nikotin kembali pada waktu ini.
Penelitian Rebecca L. Ashare dan kawan-kawan yang diterbitkan pada tahun 2014 menunjukkan bahwa 7 hari pertama lepas dari nikotin dapat memprediksi keberhasilan berhenti merokok pada jangka panjang. Meskipun begitu, hasil ini bergantung pada obat dan terapi penggunaan nikotin yang dipakai.
6. Dalam 1–3 Bulan
Banyak perubahan kesehatan yang dirasakan setelah fase 1–3 bulan orang berhenti merokok. Salah satunya adalah tubuh yang lebih berenergi serta berkurangnya efek samping akibat merokok seperti hidung tersumbat dan napas yang tersengal-sengal.
Sebagai tambahan, kondisi cilia yang ada dalam paru-paru juga mengalami pemulihan dan berfungsi normal. Cilia dapat melakukan aktivitas pengeluaran lendir dan kotoran dari paru-paru guna mencegah infeksi.
Selain itu, perempuan yang telah menghentikan konsumsi nikotin setelah 3 bulan, tingkat kesuburannya ikut meningkat. Hal ini juga mengurangi risiko bayi lahir prematur.
7. Jangka 1 Tahun
Kondisi kesehatan paru-paru Anda mengalami perkembangan yang dramatis dari segi kapasitas dan fungsi. Anda akan merasakan kemudahan dalam bernapas dan jarang mengalami batuk dibandingkan ketika masih aktif merokok.
Bukan hanya itu saja, risiko terkena serangan jantung setelah berhenti merokok selama satu tahun juga berkurang hingga 50%. Risiko ini akan terus berkurang di tahun-tahun berikutnya.
8. Dalam 5 Tahun
Zat-zat beracun yang terkandung dalam rokok diketahui dapat membuat arteri dan pembuluh darah mengalami penyempitan. Zat-zat ini juga meningkatkan kemungkinan terjadinya penggumpalan darah.
Setelah 5 tahun, tubuh Anda kembali pulih karena arteri dan pembuluh darah mulai melebar lagi. Pelebaran ini membuat risiko penggumpalan darah berkurang yang juga menyebabkan penurunan risiko terkena stroke.
9. Waktu 10 Tahun
Fase yang dialami oleh orang yang telah berhenti merokok setelah satu dekade adalah sel-sel paru-paru yang sebelumnya telah menjadi pre-kanker, sudah digantikan oleh sel-sel sehat. Sehingga, risiko terkena kanker paru-paru berkurang hampir 50% dibandingkan seseorang yang terus merokok.
Selain paru-paru, risiko terkena kanker juga menurun untuk organ-organ tubuh berikut ini:
- mulut
- esofagus
- kandung kemih
- ginjal
- pankreas
10. Jangka 15 Tahun
Dalam fase 15 tahun orang berhenti merokok, risiko terkena serangan jantung dan stroke sama seperti mereka yang belum pernah merokok. Meski diperlukan waktu yang cukup lama untuk memulihkan kondisi organ-organ vital Anda, hal ini dapat menjadi sebuah pencapaian yang luar biasa dalam hidup dan untuk keluarga Anda.
Efek Samping Berhenti Merokok dan Tips untuk Mengatasinya
1. Sakau Nikotin
Efek samping yang paling cepat dirasakan untuk orang yang dalam fase berhenti merokok total adalah sakau nikotin. Selain itu, gejala ini menjadi tantangan yang paling sulit untuk dilalui.
Ketika konsumsi nikotin tiba-tiba dihilangkan, otak kembali memproduksi hormon dopamin yang memberikan perasaan nyaman dan tenang dalam dosis normal. Alhasil, tubuh yang sudah terbiasa dengan jumlah dopamin yang berlebih karena nikotin akan mengalami sakau.
Rata-rata, lamanya waktu seseorang mengalami sakau nikotin adalah 5–10 menit. Meski gejala ini membuat penderitanya tidak nyaman, disarankan untuk tetap sabar menunggu dan mencari aktivitas lain sebagai pengalih perhatian.
Penderita bisa mengurangi efek sakau nikotin dengan mengunyah permen karet nikotin dalam dosis rendah. Melakukan aktivitas olahraga seperti berjalan cepat dengan jarak yang cukup jauh juga dapat membantu mengurangi ngidam nikotin.
2. Sakit Kepala dan Batuk Terus-menerus
Penghentian konsumsi nikotin oleh perokok juga dapat menimbulkan efek samping seperti sakit kepala dan batuk terus-menerus. Gejala-gejala ini biasanya paling parah terjadi dalam waktu satu minggu setelah berhenti merokok.
Sakit kepala yang Anda alami merupakan akibat dari meningkatnya aliran darah dan oksigen ke otak. Lama-kelamaan, sakit kepala akan mereda setelah keadaan tubuh mulai membaik. Jika tidak kunjung sembuh, Anda dapat berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan solusi terbaik.
Sementara itu, batuk terus menerus merupakan pertanda bahwa paru-paru Anda dalam proses penyembuhan. Penyebabnya adalah kondisi cilia atau sel yang berada dalam paru-paru yang awalnya terganggu karena asap rokok, mulai pulih dan dapat berfungsi kembali.
Cilia berperan untuk mengeluarkan senyawa beracun dari dalam paru-paru. Salah satunya adalah dengan melalui batuk yang dapat membersihkan saluran pernapasan. Anda dapat mengurangi gejala batuk dengan minum banyak air atau mengonsumsi permen pelega tenggorokan (cough drops).
3. Gangguan Psikologis
Stres, mudah marah, dan frustasi merupakan beberapa gangguan psikologis yang mungkin Anda alami saat dalam fase penghentian nikotin. Hal ini disebabkan adanya gangguan pada hormon endokrin dan sistem saraf pusat.
Maka dari itu, perlu waktu cukup lama agar tubuh dapat beradaptasi dan berfungsi normal kembali. Untuk mengontrol keadaan emosi dan mental yang tidak stabil, Anda dapat melakukan beragam kegiatan yang dapat menenangkan pikiran, seperti meditasi, latihan pernapasan, dan olahraga.
4. Sulit Konsentrasi dan Menderita Insomnia
Nikotin dalam dosis rendah berperan sebagai stimulan yang mampu meningkatkan energi dan membuat otak menjadi lebih fokus. Namun, efek yang terkesan positif ini justru mendorong seseorang untuk terus-terusan merokok dan akhirnya mengalami kecanduan.
Oleh sebab itu, penghentian konsumsi nikotin dapat membuat tubuh merasa tidak nyaman yang akhirnya menyulitkan konsentrasi. Proses ini sebenarnya hanyalah temporer karena tubuh Anda memerlukan waktu untuk mengeluarkan zat nikotin. Setelah itu, kemampuan untuk dapat fokus akan kembali.
Tidak hanya memengaruhi konsentrasi, efek berhenti merokok total lainnya yang mungkin Anda alami adalah insomnia. Insomnia adalah gangguan yang menyebabkan penderitanya sulit tidur atau tidak cukup tidur walaupun ada waktu untuk melakukannya.
Maka dari itu, untuk menormalkan pola tidur Anda, ada beberapa cara yang direkomendasikan oleh para pakar kesehatan. Beberapa di antaranya adalah mengurangi konsumsi kafein, mandi dengan air hangat untuk merilekskan badan sebelum tidur, dan hindari tidur pada siang hari.
5. Bertambahnya Nafsu Makan
Sering kali ketika setelah berhenti merokok, nafsu makan Anda seolah-olah bertambah dari biasanya. Alasannya, setiap kali seseorang merokok, asupan nikotin yang masuk dalam tubuh memicu lepasnya glukosa (gula) dari otot dan hati. Reaksi ini juga mengubah respon insulin dalam tubuh.
Maka dari itu, saat konsumsi nikotin dihentikan, kadar gula dalam tubuh mengalami penurunan. Hal inilah yang menyebabkan bertambahnya nafsu makan karena tubuh butuh asupan karbohidrat untuk memenuhi rasa lapar yang tiba-tiba muncul.
Oleh sebab itu, seseorang yang berhenti merokok biasanya mengalami kenaikan berat badan. Menurut penelitian dari University of Birmingham pada tahun 2012, penghentian konsumsi nikotin akan menyebabkan kenaikan berat badan rata-rata 4–5 kg dalam satu tahun. Sementara itu, kenaikan paling drastis terjadi setelah tiga bulan tidak merokok.
Untuk mengatasi rasa lapar, para ahli menyarankan untuk mengonsumsi camilan sehat, seperti buah-buahan, oatmeal, dan yoghurt. Dengan begitu, nutrisi untuk tubuh tetap terpenuhi dan berat badan tidak naik secara drastis.
6. Mengalami Konstipasi
Tubuh yang telah kecanduan nikotin memiliki sistem pencernaan yang lebih lancar daripada non perokok. Hal ini disebabkan oleh nikotin yang merangsang reseptor dalam tubuh untuk meningkatkan aktivitas pergerakan usus halus dan usus besar.
Dengan hilangnya keberadaan nikotin, aktivitas usus akan melambat dan akhirnya menyebabkan konstipasi atau sembelit. Untuk menormalkan kembali proses buang air besar, direkomendasikan agar minum air putih yang banyak dan mengonsumsi makanan yang kaya serat. Efek konstipasi biasanya terjadi selama 1 bulan pertama setelah berhenti merokok.
Efek Positif Berhenti Merokok
1. Detak Jantung Kembali Normal
Keberadaan nikotin dalam tubuh dapat menyempitkan pembuluh darah. Aliran darah yang terhambat akan membuat jantung bekerja lebih keras daripada biasanya agar darah tetap dapat mengalir di seluruh tubuh.
Akibatnya, kecepatan detak jantung para perokok akan lebih cepat daripada non perokok. Maka dari itu, ketika keberadaan nikotin sudah tidak terdeteksi dalam tubuh, pembuluh darah berubah ke bentuk semula dan kinerja jantung kembali normal.
2. Pernapasan menjadi Lebih Lega
Saat merokok, mungkin Anda mengalami kesulitan untuk bernapas. Hal ini karena tar dalam asap sigaret menghambat aktivitas cilia dalam paru-paru, bahkan menjadi penyebab kematian sel ini.
Cilia berperan dalam membersihkan kotoran yang dapat menyumbat saluran pernapasan. Jika tidak ada cilia, bisa dipastikan kotoran-kotoran itu akan menumpuk dan akhirnya menghalangi jalan udara dari hidung menuju paru-paru.
Maka dari itu, setelah Anda berhenti merokok, kondisi cilia akan membaik dan dapat berfungsi dengan normal. Anda mungkin akan mengalami batuk untuk beberapa waktu akibat proses pengeluaran kotoran.
Jika batuk sudah mereda, hal ini menandakan kalau proses pembersihan saluran pernapasan telah selesai. Kesulitan bernapas yang Anda alami sebelumnya akhirnya hilang.
3. Risiko Kanker Paru-Paru dan Serangan Jantung Berkurang
Menurut U.S Food and Drug Administration (FDA), hampir seluruh kasus kanker paru-paru disebabkan oleh rokok. Bahkan, tingkat prevalensinya 20% lebih tinggi pada perokok aktif dibandingkan orang yang tidak merokok sama sekali.
Tingkat kematian akibat kanker paru-paru merupakan yang paling tinggi daripada penyakit kanker lainnya. Baik untuk kalangan wanita, maupun laki-laki.
Berdasarkan penjelasan Dr. Sanjay Sethi, dosen dan pimpinan Division of Pulmonary, Critical Care and Sleep Medicine dari University of Buffalo, risiko terkena kanker paru-paru menurun bagi mereka yang berhenti merokok. Akan tetapi, penurunan risiko ini memerlukan waktu setidaknya 15 tahun.
Selain itu, ancaman terkena serangan jantung bagi perokok yang memutuskan untuk berhenti mengonsumsi sigaret juga ikut menurun. Dr. Sanjay Sethi mengungkapkan kalau aliran oksigen dalam darah lama-kelamaan membaik setelah asap rokok berhenti dikonsumsi oleh tubuh.
Ia juga menambahkan bahwa risiko kanker untuk organ-organ lainnya, seperti kanker kandung kemih dan kanker esofagus akan terus menurun walaupun membutuhkan waktu yang lama. Meskipun begitu, hal tersebut merupakan perubahan yang besar jika dibandingkan dengan orang-orang yang tetap merokok.
4. Tingkat Kesuburan Bertambah
Zat-zat kimia beracun yang terkandung dalam rokok, seperti kadmium, nikotin, dan benzopyrene dapat memengaruhi materi genetik dalam sperma. Menurut penelitian Jason R. Kovac dan kawan-kawan dalam jurnalnya yang berjudul The Effects of Cigarette Smoking on Male Fertility, laki-laki yang merokok akan kesulitan mempunyai anak.
Bagi perempuan, merokok dapat mempengaruhi pertumbuhan sel telur dalam ovarium. Selain itu, konsumsi nikotin juga dapat menghalangi pertemuan antara sel sperma dan sel telur serta menaikkan risiko keguguran janin saat hamil.
Maka dari itu, penghentian konsumsi nikotin dapat meningkatkan kualitas sel sperma dan kemudahan terjadinya pembuahan. Dengan begitu, kemungkinan untuk dapat memiliki keturunan juga ikut naik.
5. Mengurangi Risiko Anggota Keluarga Menjadi Perokok Pasif
Manfaat berhenti merokok tidak hanya dirasakan oleh Anda sebagai seorang perokok aktif, melainkan juga keluarga. Pasalnya, asap rokok yang Anda hembuskan bisa saja dihirup oleh orang-orang yang hidup di dekat Anda.
Perokok pasif memiliki risiko yang lebih tinggi untuk terkena masalah kesehatan daripada mereka yang tidak terpapar asap rokok. Berdasarkan WHO, setidaknya ada 600.000 kematian setiap tahun yang disebabkan karena terpapar asap rokok. Selain itu, eksposur asap rokok juga menyebabkan berbagai penyakit, seperti asma, kanker paru-paru, penyakit jantung, dan infeksi respirator bawah.
Berhenti Merokok Tembakau vs Rokok Elektrik
Jika berbicara tentang bahaya merokok, rokok elektrik atau vape mungkin terkesan lebih sehat dibandingkan sigaret tembakau. Sayangnya, kandungan zat-zat kimia dalam e-liquid vape masih mengandung nikotin dan beberapa senyawa beracun lainnya yang juga ditemukan pada rokok tembakau.
Bahkan untuk beberapa vape yang mengklaim bebas nikotin, tetap saja ditemukan kandungan nikotin dalam e-liquid-nya. Temuan ini membuat keinginan untuk berhenti vaping sama sulitnya seperti berhenti merokok tembakau bagi beberapa orang.
Penggunaan vape untuk membantu orang-orang berhenti merokok sebenarnya masih mengundang perdebatan. Penelitian yang dilakukan oleh Ramchandar Gomajee dan kawan-kawan pada tahun 2019 di Prancis sendiri menemukan bahwa tingkat keberhasilan berhenti merokok lebih tinggi pada perokok aktif yang menggunakan vape daripada yang tidak. Akan tetapi, tingkat kemungkinan kambuh juga lebih tinggi pada mantan perokok yang dulunya memakai vape dibandingkan yang tidak.
Berhenti Merokok untuk Kesehatan yang Lebih Baik
Demikian ulasan mengenai fase dan efek berhenti merokok total yang dapat kami rangkum. Semoga ulasan di atas dapat menjadi pertimbangan Anda jika berniat untuk berhenti mengonsumsi produk olahan tembakau ini.
Meski tidak mudah dan memerlukan waktu yang lama, berhenti mengonsumsi nikotin adalah salah satu cara untuk menjaga kesehatan Anda. Anda bisa melepas kecanduan dibantu dengan obat dan terapi pengganti nikotin. Selain itu, dukungan keluarga dan lingkungan sekitar juga semakin meningkatkan peluang untuk berhenti merokok. Selamat berjuang!