
Banyak yang mengira rokok herbal lebih aman dibandingkan sigaret tembakau karena terbuat dari tanaman-tanaman herbal. Namun, ternyata anggapan itu tidaklah benar. Apa alasannya? Simak penjelasan jawabannya dalam ulasan bahaya rokok herbal di artikel ini.
Bahaya rokok herbal mungkin tidak terpikirkan bagi orang awam. Pasalnya, bahan baku sigaret ini berasal dari tanaman-tanaman herbal yang dipercaya baik untuk kesehatan.
Meski banyak yang menganggap bahwa sigaret herbal tidak mengandung nikotin, sebenarnya ada beberapa merek dari rokok ini yang masih mencampurkan daun tembakau di dalam bahan bakunya. Maka dari itu, asumsi bahwa sigaret ini sepenuhnya aman dan tidak membuat kecanduan juga tidak benar.
Lagi pula, pakar kesehatan juga tidak menganjurkan untuk mengonsumsi produk sigaret ini. Bahkan jika tanpa tembakau pun, penelitian mengungkapkan bahwa pembakaran sigaret ini tetap menghasilkan zat-zat berbahaya, salah satunya adalah tar.
Lantas, apa saja dampak kesehatan yang diakibatkan oleh zat-zat tersebut? Tanpa banyak basa-basi lagi, Anda dapat menyimak pembahasan bahaya rokok herbal di bawah ini.
Apa Itu Rokok Herbal?
Sumber: Wikimedia Commons
Rokok herbal adalah sigaret yang biasanya tidak menggunakan tembakau dalam bahan baku pembuatannya. Tembakau digantikan dengan racikan bunga, daun, dan rempah-rempah yang tidak mengandung nikotin.
Maka dari itu, sering kali rokok herbal disebut sebagai sigaret bebas nikotin. Namun, untuk di negara-negara tertentu, misalnya adalah Tiongkok serta Indonesia, campuran tembakau dan kandungan zat nikotin masih ditemukan pada produk sigaret ini.
Tidak adanya tembakau membuat orang-orang percaya bahwa rokok herbal lebih aman dan tidak menimbulkan kecanduan seperti sigaret konvensional. Sayang, anggapan itu kemudian dipatahkan oleh hasil penelitian dari Chungbuk National University pada tahun 2015.
Menurut penelitian tersebut, kandungan nikotin memang tidak terdeteksi dalam sigaret herbal. Namun, di dalamnya masih ditemukan zat-zat beracun yang bersifat karsinogen.
Jadi, mengonsumsi rokok herbal kemungkinan dapat mempengaruhi kesehatan jika dilakukan secara terus-menerus. Maka dari itu, sebaiknya penggunaan sigaret ini juga dihindari.
Baca juga: Mengenal Apa Itu Rokok Elektrik (Vape), Cara Kerja, dan Jenis-jenisnya
Apakah Rokok Herbal Bisa Membantu Berhenti Merokok?
Sumber: Wikimedia Commons
Bagi Anda yang mungkin seorang perokok aktif, lepas dari ketergantungan nikotin adalah hal yang tidak mudah. Gejala sakau untuk mengonsumsi zat adiktif ini masih membayangi saat menjalani proses berhenti merokok.
Selain itu, karena sudah terbiasa merokok selama bertahun-tahun, Anda mungkin merasa ada yang aneh kalau tidak menghisap lintingan tembakau. Karena alasan itulah, rokok herbal tanpa tembakau sering disebutkan sebagai alternatif untuk membantu lepas dari nikotin.
Bentuknya yang mirip dengan sigaret konvensional seperti memberikan kesan kalau Anda sedang benar-benar merokok. Bedanya, lintingan kertas berisi racikan tanaman herbal dan rempah yang Anda hisap mungkin tidak memberikan kenikmatan seperti rokok tembakau.
Selain itu, kandungan sigaret bebas nikotin yang katanya lebih aman juga terbukti tidak benar. Hal ini berarti Anda hanya memindahkan kebiasaan menghirup zat-zat beracun dari sigaret tembakau ke jenis rokok lainnya.
Untuk rokok herbal yang mengandung tembakau di Indonesia, penggunaannya sebagai salah satu metode guna membantu berhenti merokok belum direkomendasikan. Kurangnya bukti ilmiah yang mendukung keefektifan sigaret ini sebagai terapi pengganti rokok menjadi alasan utamanya.
Jika benar-benar ingin berhenti merokok, pakar kesehatan lebih menyarankan Anda untuk menggunakan obat atau terapi pengganti nikotin. Selain aman, tingkat keberhasilan untuk lepas dari nikotin juga lebih besar.
Kandungan Zat Berbahaya dalam Rokok Herbal
Sebelum mengetahui kandungan zat beracun dalam rokok herbal, ada baiknya Anda mengetahui terlebih dahulu apa saja bahan baku yang dipakai. Biasanya, pembuatan sigaret ini terbagi menjadi tiga, yakni base, daun-daunan herbal sekunder yang mempunyai fungsi tertentu, dan penambah rasa.
Daun-daunan yang biasa digunakan untuk base adalah mullein, rasberi merah, dan damiana. Anda dapat memilih salah satu di antaranya atau mengombinasikan tiga tumbuhan tersebut.
Sementara itu, ramuan daun-daunan herbal sekunder yang lazimnya dipakai adalah teratai biru, skullcap, thyme, mugwort, mawar, hops, atau passiflora. Tumbuhan-tumbuhan yang masuk dalam ramuan ini biasanya memiliki manfaat untuk kesehatan, misalnya bagi organ paru-paru dan sistem saraf.
Untuk menambahkan perasa, Anda sebaiknya mencari tahu dulu apa saja efek samping dari tumbuhan-tumbuhan yang dipilih supaya dapat menghindari reaksi yang tak diinginkan. Secara umum, tumbuhan perasa yang sering dipakai dalam sigaret herbal adalah daun peppermint, ginseng, bunga melati, dan lavender.
Di Indonesia, bahan-bahan yang digunakan untuk sigaret ini biasanya merupakan campuran dari jinten hitam, siwak, daun sirih, cengkeh, dan tumbuhan lainnya. Selain itu, ada juga penambahan madu untuk memberikan rasa manis sekaligus berperan sebagai antibiotik.
Ramuan yang telah dikeringkan dan dicampur kemudian ditaruh dalam lintingan kertas rokok atau pipa untuk merokok (cangklong). Rokok ini bisa ditambahkan filter sesuai dengan selera.
Meski terkesan natural dan lebih aman, ternyata pembakaran campuran ramuan dalam rokok herbal menghasilkan zat-zat kimia yang bahaya bagi kesehatan. Penelitian dari Chungbuk National University menyatakan adanya keberadaan tar, karbon monoksida, aromatic amines, senyawa fenolik beracun, dan benzo[a]pyrene dalam sigaret ini.
Penelitian tersebut juga mengungkapkan bahwa sigaret herbal memiliki kandungan karbon monoksida yang lebih tinggi dibandingkan rokok konvensional. Padahal kandungan tar masing-masing jenis rokok memiliki level yang sama.
Sementara itu, penelitian dari Universitas Mulawarman pada tahun 2016 menyebutkan bahwa ada beberapa merek rokok herbal yang beredar di Indonesia mengandung nikotin. Keberadaan zat adiktif ini kemungkinan juga dapat memunculkan senyawa beracun tobacco-specific nitrosamines (TSNAs).
Baca juga: Mengenal Shisha si Rokok Arab dan Persebarannya di Indonesia
Bahaya Rokok Herbal bagi Kesehatan
1. Keracunan Karbon Monoksida
Seperti yang sudah Anda ketahui dari penjelasan sebelumnya, rokok herbal memiliki kandungan karbon monoksida yang lebih tinggi daripada sigaret konvensional. Gas yang tidak memiliki bau dan rasa ini juga termasuk dalam kategori beracun.
Jika terlalu banyak menghirup karbon monoksida, senyawa ini akan menggantikan kandungan oksigen dalam darah. Akibatnya, tubuh menjadi kekurangan oksigen yang akhirnya mempengaruhi kondisi kesehatan sel dan jaringan.
Gejala-gejala ringan yang muncul akibat keracunan karbon monoksida adalah pusing kepala, kesulitan untuk bernapas, dan lelah. Namun, jika sel dan jaringan terus-terusan mengalami gangguan, dipastikan kinerja organ-organ dalam tubuh tidak akan berfungsi dengan baik. Kalau sudah terlalu parah, hal tersebut dapat menimbulkan kematian.
2. Risiko Terkena Kanker Kandung Kemih
Bahaya lainnya yang muncul akibat mengonsumsi rokok herbal adalah adanya risiko terkena kanker kandung kemih. Penyakit ini muncul akibat keberadaan senyawa 2-Aminophthalence dari kumpulan aromatic amines yang terbentuk karena pembakaran ramuan daun-daunan sigaret ini.
Penelitian berjudul Aromatic Amines and Cancer oleh Vineis dan Pirastu mengungkapkan bahwa aromatic amines meningkatkan risiko munculnya kanker kandung kemih dibandingkan senyawa lain dalam sigaret. Bahkan, banyak bukti ilmiah menunjukkan bahwa senyawa ini memberikan dampak lebih parah daripada polycyclic aromatic hydrocarbons (PAH) yang ada dalam asap sigaret konvensional.
3. Mempengaruhi Tingkat Kesuburan
Sumber: Wikimedia Commons
Kandungan benzo[a]pyrene ditemukan dalam pembakaran sigaret herbal. Senyawa ini termasuk dalam kategori karsinogen dan dapat mempengaruhi tingkat kesuburan (fertilitas) seseorang.
Menurut jurnal The Transgenerational Impact of Benzo[a]pyrene on Murine Male Fertility yang diterbitkan pada tahun 2010, kandungan benzo[a]pyrene yang berlebihan dapat mempengaruhi pergerakan sperma. Sayang, penelitian lebih lanjut masih dibutuhkan mengingat hasilnya didapatkan dari eksperimen dengan tikus.
4. Terjangkit Kanker yang Menyerang Saluran Pernapasan
Penggunaan tembakau dalam campuran rokok herbal dapat memunculkan zat kimia yang bahaya untuk kesehatan. Bahan apa pun yang mengandung nikotin dapat meningkatkan risiko terbentuknya senyawa tobacco-specific nitrosamines (TSNAs).
Berdasarkan jurnal Tobacco-specific nitrosamines: A literature review yang diterbitkan pada tahun 2018, TSNAs adalah senyawa karsinogen yang jika dikonsumsi dapat menaikkan kemungkinan timbulnya kanker. Salah satunya adalah pada area dan organ di saluran pernapasan, seperti rongga mulut, esofagus, dan paru-paru.
Baca juga: Deretan Merek Rokok Luar Negeri yang Dijual di Indonesia
Jenis Rokok Apa Pun Tetap Berbahaya
Demikian penjelasan mengenai bahaya rokok herbal yang dapat kami rangkum. Dari informasi di atas, Anda dapat menyimpulkan bahwa tidak ada jenis rokok apa pun yang benar-benar aman untuk dikonsumsi.
Jika Anda berkeinginan untuk berhenti merokok, sebaiknya menggunakan obat dan terapi pengganti nikotin yang disarankan oleh dokter. Kalau Anda adalah non perokok, jangan sekali-kali mencoba produk hasil olahan tembakau apapun yang beredar di pasaran.